Semangat Bekerja Menurun, Ambil Cuti dan Lakukan 6 Hal Berikut

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi perempuan bekerja larut malam. Shutterstock

Ilustrasi perempuan bekerja larut malam. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat kerja pasti ada hari-hari semangat bekerja menurun, bahkan bosan pergi ke kantor. Sebab rutinitas itu dilakukan dari hari ke hari ditambah pula dengan tekanan dan target kerja. Wajar bila Anda merasakan saat-saat semangat bekerja mulai menurun. Namun jangan dibiarkan berlarut-larut semangat bekerja yang menurun. Sebab bisa menurunkan kualitas kerja, menghambat potensi diri atau melewatkan peluang yang lebih baik bisa jadi promosi atau pekerjaan baru.

Untuk mengembalikan antusiasme dalam bekerja, coba lakukan tujuh hal ini seperti dilansir dari laman Times of India.

1. Buat target pendek

Terkadang, proyek yang besar dan rumit membuat Anda gelisah dan banyak dari kita cenderung merasa kehilangan motivasi karena beranggapan jalan di depan akan semakin menakutkan. Mungkin, ada yang mandek karena tidak tahu bagaimana memulai dan fokus pada keseluruhan proyek.

Setiap tugas yang tampaknya menakutkan bagi Anda, bagilah menjadi beberapa pencapaian target yang lebih kecil. Dengan demikian pekerjaan Anda akan lebih tersusun detail. Saat menyelesaikan beberapa target kecil, Anda akan lebih termotivasi untuk membuat kemajuan lain yang lebih baik.

2. Membaca

Tidak peduli seberapa sibuk jadwal kerja Anda, biasakan membaca sesuatu setidaknya selama 20 menit setiap hari. Bisa jadi kisah sukses menginspirasi orang, membaca tentang keterampilan yang bisa diterapkan dalam tugas Anda saat ini, sampai seputar topik hobi Anda.

Membaca meningkatkan pengetahuan dan bermanfaat dalam jangka panjang. Bahkan, banyak orang sukses di dunia, termasuk Warren Buffett dan Bill Gates, memastikan untuk membaca sesuatu setiap hari dan menyarankan orang lain untuk melakukan hal yang sama.

3. Jangan campur pekerjaan dan kehidupan lain

Anda perlu memisahkan diri dari pekerjaan (dan pikiran terkait pekerjaan) saat usai bekerja. Agar keesokan harinya Anda bekerja dengan suasana segar dan berenergi. Cobalah untuk menjadwalkan pekerjaan Anda, pastikan meninggalkan kantor tepat waktu setiap harinya, dan menahan diri untuk tidak membalas pesan dan surat yang berkaitan dengan pekerjaan ketika Anda sampai di rumah, kecuali itu hal yang sangat penting.

Ilustrasi perempuan bekerja. Shutterstock.com

4. Buat perayaan kecil

Anda perlu memprioritaskan hal-hal yang dibutuhkan agar tetap termotivasi dalam bekerja. Rayakan prestasi kecil atas setiap pekerjaan yang Anda tuntaskan. Tidak perlu menunggu senior Anda menghargai dan memuji dengan apa yang telah dilakukan.

5. Bersyukur

Yang perlu diingat, karier semua orang pernah mengalami pasang surut. Kuncinya adalah bersikap optimis, sabar, dan konsisten sepanjang hari. Kemudian bersyukurlah atas semua hal yang telah didapatkan dari pekerjaan selama ini. Mulai dari hal-hal kasat mata hingga pengalaman profesional yang tidak bisa didapatkan saat kuliah dulu.

6. Manfaatkan cuti kantor

Apakah Anda merasa lelah secara mental dan fisik? Bila iya, ambil cuti beberapa hari, bila memungkinkan cuti dalam hitungan bulan. Hal tersebut membantu untuk memutuskan kepenatan dari dunia profesional selama beberapa waktu. Kemudian meremajakan semangat, motivasi, dan kembali bekerja dengan perspektif baru.

7. Analisis masalah

Penting juga untuk menganalisis apakah ada alasan khusus yang membuat Anda tidak semangat bekerja. Mungkin, pekerjaan telah menjadi hal biasa dan tidak menawarkan kesempatan belajar. Atau sebenarnya bukan pekerjaan yang membuat Anda bosan, tetapi politik kantor yang merupakan biang keladinya.

Bisa jadi, Anda perlu memoles keterampilan, meningkatkan pengetahuan, dan mencari pekerjaan baru. Tuangkan hal-hal apa saja yang sebenarnya membuat Anda kehilangan motivasi bekerja, sehingga menghasilkan solusi untuk mengatasinya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."