Penyakit Gondok dapat Diobati dengan Garam Yodium

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi tiroid. shutterstock.com

Ilustrasi tiroid. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pembesaran kelenjar tiroid atau yang dikenal dengan istilah gondok bisa terjadi pada segala usia. Kondisi gangguan medis dengan ciri utama pembengkakan di leher ini hanya berlangsung sementara dan bisa sembuh dengan sendirinya. 

Baca juga: Cegah Hipertensi, Kurangi Garam pada Makanan, Coba Triknya

Salah satunya mengobati gondok dengan garam beryodium. Bahkan sejak tahun 1924 yodium dimasukkan dalam garam untuk menekan kasus terjadinya gondok. Meski demikian, faktanya 74 persen orang dewasa sehat belum mengonsumsi cukup yodium. Bahkan di negara berkembang, kekurangan yodium kian marak terjadi. Prevalensinya mencapai empat kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.

Pada tahun 2008 lalu, jurnal di Environmental Science & Technology menganalisis 88 sampel garam beryodium dan menemukan fakta mengejutkan: lebih dari separuh sampel garam tidak mengandung yodium yang cukup. Padahal, setiap individu sebenarnya hanya memerlukan 150 mikrogram yodium setiap harinya. Tidak banyak. Ukuran ini bahkan kurang dari setengah sendok teh garam beryodium.

Itu sebabnya, Anda harus tahu betul jenis garam beryodium yang dikonsumsi. Pastikan untuk mengonsumsinya setidaknya dua kali sepekan. Gunakan garam beryodium dalam olahan masakan, terutama bagi ibu hamil dan menyusui. Jangan takut dengan risiko tekanan darah tinggi. Apabila garam beryodium yang Anda konsumsi berkualitas baik, justru dampaknya positif bagi tubuh.

Selain garam, Anda bisa mendapatkan yodium dari rumput laut, makanan laut, udang, atau makanan laut lainnya. Meski demikian, tetaplah bijak mengonsumsinya. Jangan berlebihan karena dapat mengulangi siklus terjadinya gondok.

Gondok muncul akibat dua kondisi. Pertama, kelenjar tiroid tidak dapat memproduksi hormon tiroid yang cukup. Kedua, gondok juga dapat terjadi ketika ada kelebihan hormon tiroid. Menurut American Thyroid Association, istilah gondok atau goiter merujuk pada pembesaran kelenjar tiroid yang tidak wajar. Kelenjar ini terletak di leher sedikit di bawah tempat jakun pada pria.

Kelenjar ini sangat penting dan menghasilkan dua jenis hormon yaitu triiodothyronine dan thyroxine yang mengatur sirkulasi darah serta metabolisme tubuh. Penyebab paling utama dari munculnya gondok adalah kurangnya asupan garam beryodium. 

Dokter bisa dengan mudah mengenali gejala gondok dengan meraba bagian leher. Selain itu, cara lain untuk mendeteksinya adalah dengan tes hormon, USG, scan tiroid, hingga biopsi. Namun secara kasat mata, ada beberapa gejala gondok yang bisa dirasakan seperti pembesaran kelenjar tiroid sehingga bagian bawah leher mengalami pembengkakan, tenggorokan terasa menyempit, sulit menelan, batuk, gangguan pernapasan, suara serak, dan jika cukup besar, penderitanya bisa merasa sulit bernapas ketika berbaring

Selain gejala yang perlu dikenali, faktor risiko juga tak kalah penting. Dengan mengetahui hal ini, Anda bisa melakukan antisipasi dengan lebih baik. Faktor risiko yang perlu diperhatikan kurang asupan yodium, perempuan, usia di atas 40 tahun, riwayat kesehatan seperti keturunan keluarga atau penyakit kekebalan tubuh, kehamilan, menopause, dan paparan radiasi.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."