Aman atau Tidak Menutup Mulut dengan Selotip saat Tidur?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Menutup mulut dengan selotip, bisa menjadi cara untuk bisa melakukan teknik pernapasan melalui hidung. Sehatq.com

Menutup mulut dengan selotip, bisa menjadi cara untuk bisa melakukan teknik pernapasan melalui hidung. Sehatq.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Metode menutup mulut menggunakan selotip saat tidur sedang ramai dibicarakan di media sosial. Metode ini dianggap sebagai langkah untuk mencapai cara bernapas yang benar, yaitu melalui hidung. Salah satu selebriti Tanah Air, Andien Aisyah, juga menerapkan metode tersebut.

Baca juga: Dokter Ingatkan Bahaya Tidur Tengkurap dan Meringkuk

Di Instagram Story, Andien berbagi pengalaman menerapkan metode tidur dengan selotip, yang sudah dilakukan selama beberapa bulan terakhir. "Setelah saya menjalankan tidur dengan dipkester, ada beberapa kualitas baik yang saya rasakan, jauh lebih mudah untuk mencapai deep sleep atau tidur yang berkualitas, ketika bangun badannya lebih segar," tulis Andien.

Ibu satu anak ini menambahkan, setelah menerapkan metode itu batuk yang sering dirasakan ketika malam karena tenggoran kering, kini tak pernah lagi dirasakan. Selain itu, ketika bangun tidak ada aroma mulut yang tak sedap. Andien pun mendapat banyak respon dari pengikutnya yang sudah mencoba metode itu. 

Cara bernapas yang benar yang ingin dicapai melalui metode ini adalah bernapas melalui hidung. Selama ini, keuntungan yang bisa didapat dari bernapas lewat hidung maupun kerugian yang bisa timbul akibat kebiasaan bernapas lewat mulut, memang belum banyak beredar. Lalu, amankah teknik pernapasan tersebut?

Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai metode ini, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu, dampak dari bernapas melalui mulut, bagi kesehatan Anda. Bernapas lewat mulut sebenarnya tidak selalu dilarang. Pada kondisi tertentu seperti saat sedang flu atau olahraga, bernapas lewat mulut bisa membantu masuknya oksigen yang diperlukan tubuh.

Namun jika menjadi kebiasaan, maka teknik pernapasan ini bisa menimbulkan berbagai kerugian untuk kesehatan, berupa mulut kering, bau mulut, suara menjadi serak, tidur mendengkur, tidur menjadi tidak nyenyak, tubuh menjadi lelah saat bangun tidur dan lingkaran hitam di bawah mata. Tak hanya itu, dampak lainnya adalah peningkatan risiko gigi berlubang dan munculnya penyakit gusi, menyebabkan masalah pada rahang, dan lesulitan berbicara, termasuk untuk melafalkan huruf ‘S’

Secara medis, penelitian mengenai metode ini sebenarnya belum banyak ditemukan. Namun menutup mulut dengan selotip dipercaya sebagian orang, bisa melatih tubuh untuk melakukan teknik pernapasan yang benar.

Konsepnya sebenarnya sederhana. Jika mulut ditutup, maka mau tidak mau, Anda akan bernapas melalui hidung. Bernapas melalui hidung saat tidur, dipercaya bisa meningkatkan produksi nitrit oksida, yang bermanfaat untuk meredakan peradangan, memperbaiki kualitas tidur, meningkatkan daya ingat, dan menjaga sistem imun tubuh.

Menutup mulut dengan selotip juga dianggap bisa mengurangi risiko terjadinya mulut kering dan kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur. Perlu diingat, bagi Anda yang ingin mencoba metode ini, pelajari sebaik mungkin teknik yang digunakan dari para pencetus teknik ini. Jangan gunakan sembarang selotip atau penutup mulut, yang justru bisa berbahaya bagi kesehatan Anda. Anda juga disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter, apabila ingin mencobanya, agar lebih aman.

Selanjunya, orangyang tidak disarankan menggunakan selotip saat tidur

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."