Representasi Perempuan Muda di Pameran Lukisan And I Saw Her

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Pameran Lukisan

Pameran Lukisan "And I Saw Her" karya Jeumpa Kanya Kalila di Aksara Kemang, Jakarta Selatan, Selasa 23 April 2019 (Tempo/Astari Pinasthika Sarosa)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pelukis muda Indonesia, Jeumpa Kanya Kalila, menggelar pameran tunggal pertamanya bertajuk “And I Saw Her” di Aksara Kemang, Jakarta Selatan, 20 April-6 Mei 2019. Gadis berusia 16 tahun ini menggambarkan pengamatannya dalam coretan-coretan di buku kecil, yang kadang dia lukis dengan cat air atau gambar melalui komputer.

Jeumpa adalah pengamat manusia, terutama perempuan, dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggambarkan apa yang dia lihat ke buku catatannya atau komputernya. Gadis kelahiran 29 Mei 2003 ini menampilkan kebanyakan pengamatannya dalam lukisan digital.

Baca juga:

Najeela Shihab: Keluarga Hambatan Utama Pemberdayaan Perempuan

“Hasil pengamatan Jeumpa dituangkan tidak saja dalam bentuk rupa, tetapi rasa yang ia tangkap: dalam dan pekat,” tulis Reda Gaudiamo, penggagas pameran lukisan “And I Saw Her” ini.

Pameran Lukisan “And I Saw Her” karya Jeumpa Kanya Kalila di Aksara Kemang, Jakarta Selatan, Selasa 23 April 2019 (Tempo/Astari Pinasthika Sarosa)

Jeumpa menampilkan kesendirian dan rasa sunyi dengan gambar-gambar yang sedikit lebih abstrak, seperti gambar langit sore dan juga gambar wajah lubang hitam. Selain itu, dia juga merepresentasikan perasaan marah, sedih, senang, bahaya, dan perasaan lain menggunakan ekspresi-ekspresi wajah wanita yang berbeda.

“Jeumpa mempresentasikan perempuan muda yang berani jadi diri sendiri, berani menyuarakan isi kepala dan hati, berani berargumen, pantang menyerah,” lanjut Reda Gaudiamo.

Dia mengatakan kalau gambar-gambar ini menjadi dorongan untuk perempuan muda di Indonesia agar bisa menggali kemampuan masing-masing dan memperlihatkannya pada dunia. Di pameran ini, Anda akan melihat sekitar 16 lukisan digital, empat lukisan cat air, dan tiga buku sketsa. Masing-masing media memiliki keunikannya dan menggambarkan kisah yang berbeda.

Karya yang ditampilkan dalam pameran ini menceritakan cara seorang perempuan muda melihat perempuan-perempuan yang ada di sekitarnya dan juga cara dia melihat diri sendiri. 

Artikel lain:

Saat Atalia Ridwan Kamil Pusing dengan Berbagai Masalah Perempuan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."