4 Tips Menerapkan Toilet Training pada Anak Perempuan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi balita menggunakan toilet training. motherhow.com

Ilustrasi balita menggunakan toilet training. motherhow.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Anak perempuan dan laki-laki sebaiknya mulai berlatih menggunakan toilet sendiri atau yang dikenal dengan istilah toilet training sejak dini. Menurut dokter anak di Northwestern Children's Practice di Chicago, Amerika Serikat, Scott, J. Goldstrein, meski anak perempuan toilet training lebih awal dari anak laki-laki, mereka tidak mudah dilatih. 

Baca juga: Tanda Anak Siap Toilet Training atau Buang Air Sendiri

Banyak anak perempuan yang menolak toilet training, seperti anak laki-laki pada usia dini. Jadi sangat penting untuk memulai latihan saat  waktunya tepat untuk anak Anda. Meski begitu anak perempuan bisa lebih rapi dibanding anak laki-laki. Mereka cenderung lebih sadar akan kebersihan yang baik seperti menyeka dan mencuci tangan. Selain itu, karena mereka duduk saat menggunakan toilet, sangat kecil kemungkinannya air urin memasahi kamar mandi. 

Melansir laman Parents, berikut adalah beberapa saran yang bisa Anda lakukan saat menerapkan toilet training pada anak perempuan.

#1. Buat proses belajar yang menyenangkan
Mulailah dengan membeli beberapa pakaian dalam dan biarkan dia memilih jenis apa pun yang dia inginkan. Sebagai cadangan, Anda juga dapat menyiapkan training pant. Namun perlu diingat bahwa ketika anak Anda siap untuk menggunakan toilet secara teratur, dia hanya memakai celana dalam.

Biarkan anak perempuan Anda memilih kursi toilet dari antara banyak warna dan tema yang tersedia. Juga, jika Anda bisa menemukannya, pertimbangkan untuk mengambil beberapa kertas toilet berwarna pink atau warna favorit anak Anda.

#2. Mulai dengan posisi yang benar
Pastikan kaki putri Anda rata di lantai atau bangku langkah dan panggulnya berada dalam posisi horizontal. Dengan memiliki kaki yang tertanam kuat, anak perempuan Anda akan merasa lebih aman, memiliki waktu lebih mudah "mendorong" dan pergi ke kamar mandi, dan jangan takut bahwa dia akan masuk ke toilet.

Ketika seorang gadis kecil menggantung di atas toilet dan bagian belakangnya lebih rendah dari pada lututnya, beberapa urin bisa terkumpul di bagian belakang vagina, dan genangan kecil kencing itu akan bocor ke pakaian dalamnya saat dia berdiri. Mintalah anak Anda duduk sejauh mungkin ke depan atau belakang seperti dia suka.

#3. Ajari teknik menyeka yang Tepat
Anak perempuan harus selalu menyela dari depan ke belakang untuk menghindari masuknya bakteri ke dalam saluran kemih. "Kebanyakan anak perempuan di bawah usia taman kanak-kanak tidak akan bisa menyeka diri mereka sendiri," kata Dr. Goldstein. Bantu putri Anda menyeka setiap kali dia menggunakan toilet.

Anda mungkin juga tergoda untuk membeli tisu sekali pakai, tapi tidak perlu. Tisu basah memiliki bahan kimia di dalamnya dan setiap kali menggunakannya, Anda akan mengganggu mukosa vagina. Sebagai gantinya, gunakan hanya kertas toilet. Setelah itu ajari si kecil mencuci tangannya setiap saat setelah dia menggunakan toilet. Harus berbusa dengan sabun sekitar 20 detik. lalu bilas dengan air.

#4. Waspadalah terhadap Infeksi
Karena banyak anak perempuan tidak menyeka dengan benar pada awalnya, infeksi saluran kemih lebih sering terjadi di antara rangkaian toilet training. Saat anak menyeka dari belakang ke depan bukan dari depan ke belakang, dia bisa membawa bakteri dari anus ke tempat terbuka dimana urin keluar.

Hal ini dapat menyebabkan infeksi, tandanya seperti sering buang air kecil, sakit atau terbakar saat buang air, berdarah, atau berbau busuk, demam, kurang nafsu makan, dan tekanan di perut bagian bawah. Jika menemui beberapa gejala tersebut konsultasikan pada dokter untuk diganosa lebih lebih baik.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."