Kasus Justice for Audrey, Tanda Anak Menjadi Pelaku Bullying

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi kekerasan pada anak. health. wyo.gov

Ilustrasi kekerasan pada anak. health. wyo.gov

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kasus penganiayaan yang dialami siswi SMP, AY, 14 tahun di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, yang dilakukan oleh 12 siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) mengejutkan masyarakat Indonesia lewat tagar Justice for Audrey. Tentu tidak ada orang tua yang ingin anaknya menjadi pelaku bullying, yang bisa melakukan tindakan kekerasan dan juga menyakiti orang lain.

Baca juga: #JusticeForAudrey dan Kekerasan pada Anak di Mata Psikolog

Dalam kasus Justice for Audrey, karena semua pelaku masih belum masuk kategori dewasa, peran orang tua menjadi sangat besar dalam situasi seperti ini. Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, mengatakan ada tanda-tanda anak menjadi agresif atau bisa menjadi pelaku bullying.

Peran orang tua adalah untuk mengetahui tanda-tanda tersebut dan memastikan kalau anak tidak akan melakukan tindakan kekerasan atau bully orang lain. “Kita harus sensitif, ‘oh anak kita berubah nih, anak kita semakin kasar.’ Nah, benahi lagi interaksi dia dengan sekelilingnya,” tutur Anna Surti Ariani, saat ditemui di acara Wonderfest, di Jakarta Selatan, Rabu 10 April 2019.

Anna menjelaskan kalau sudah melihat tanda-tanda anak semakin agresif, lebih mudah marah dan cepat tersinggung, orang tua harus melihat kembali hubungan orang tua dan anak sekarang seperti apa. Tidak hanya hubungan antara orang tua dengan anak, orang tua juga harus mulai memperhatikan interaksi anak dengan teman-teman di sekitarnya.

“Kasian sebenarnya, baik korban maupun pelaku sebenarnya sama-sama kasian. Tapi kalau kita (orang tua) lebih sensitif untuk memenuhi kebutuhan mereka itu akan terhindarkan,” tandas Anna Surti Ariani.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."