Anak Kelewat Agresif, Segera Cari Bantuan Ahli

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perilaku agresif bisa muncul pada hampir semua anak. Ada anak-anak yang bertindak agresif lebih sering dan konsisten daripada yang lain. Anak-anak seperti ini memerlukan lebih banyak bantuan, begitu juga orang tua mereka.

“Anak-anak yang lebih agresif juga cenderung lebih mudah mengalami tantrum, lebih mudah marah," kata Dr. Michael F. Lorber, peneliti senior di Kelompok Penelitian Keluarga di Universitas New York, Amerika Serikat.

Umumnya, masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku agresif itu tetap menyertai saat anak tumbuh lebih besar. Dave Anderson, psikolog yang juga direktur senior di Child Mind Institute, organisasi nirlaba yang berfokus pada kesehatan mental anak dan orang tua, di New York City, AS, mengatakan bahwa perilaku agresif pada anak-anak pada ekstrem dapat menjadi salah satu gejala dari gangguan perilaku.

Artikel lain:

Bekal Supaya Anak Pandai Bergaul Saat Dewasa Nanti
Kenali 8 Penyebab Anak Stres dan Gejalanya

Jika tidak segera diatasi, perilaku tersebut akan menyebabkan masalah pada anak, misalnya dikuclikan dari pergaulan hingga dikeluarkan dari sekolah.

“Anak-anak yang bertindak agresif dengan frekuensi tinggi, biasanya hampir setiap hari, mereka mungkin adalah anak-anak yang telah melewati batas normal perilaku agresif sehingga membutuhkan perhatian dan perlakuan khusus seperti konsultasi ke psikolog atau psikiater,” jelasnya.

Pemeriksaan lebih dalam juga diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada gangguan lain yang terjadi, misalnya masalah fisik yang menyebabkan rasa sakit dan memicu anak mudah marah hingga gangguan pendengaran atau bicara yang menyebabkan frustrasi.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."