Anak Bertanya soal Kematian dan Kelahiran, Ini Jawaban yang Jitu

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi ibu mengawasi anaknya bermain gadget. shutterstock.com

Ilustrasi ibu mengawasi anaknya bermain gadget. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bertanya merupakan salah satu cara anak belajar. Namun acap kali pertanyaan yang dilontarkan anak demikian kritis sehingga kening orang tua pun berkerut.

Misalnya, topik kematian. Anak biasanya akan bertanya kenapa seseorang bisa meninggal atau di mana ia akan tinggal jika ibu atau ayah meninggal. Bisa juga anak menanyakan, akan pergi ke mana orang yang meninggal itu. 

Saat anak bertanya tentang kematian, orang tua bisa merespons dengan bertanya balik "Bagaimana menurut kamu?" Bila anak tetap terkesan khawatir, tanamkan kepada anak bahwa ia tetap bisa mengenang kebersamaan dengan orang yang meninggal meski tidak bisa melihatnya lagi.

Baca juga:
Manfaat Jangka Panjang Anak Sering Bereksplorasi di Alam Bebas

Namun, psikolog klinis dari Sekolah Kedokteran Harvard di Amerika Serikat, Robert Brooks, mengingatkan balita umumnya belum memahami konsep kematian dengan sempurna. "Bukan hal aneh mendengar anak berkata, 'Saya tahu Nenek meninggal, tapi saya akan bertemu Nenek besok’," ujarnya.

Sedangkan, topik kelahiran yang mengundang penasaran anak biasanya seputar dari mana ia berasal atau proses hingga ia terlahir. Pertanyaan anak ini tak selalu berkaitan dengan seks, bisa jadi anak hanya penasaran dengan anatomi.

Misalnya, saat melihat tubuh ibu atau wanita yang mengandung. Anak akan mulai menyadari perbedaan tubuh antara pria dan wanita, yang membuat mereka bertanya-tanya. 

Artikel lain:
Kenali 8 Penyebab Anak Stres dan Gejalanya

 

Sebelum menjawab pertanyaan anak ini, kenali batas pemahaman anak. Profesor emeritus dari Departemen Psikologi Universitas Drexel di Amerika Serikat, Myrna Shure, menganjurkan orang tua menanyakan balik apa yang diketahui anak tentang dari mana ia berasal.

"Cara ini ampuh mengukur respons anak. Bila memberi tahu sesuatu yang sudah anak ketahui, mereka akan tak acuh. Jika Anda memberi tahu terlalu banyak informasi, anak tidak akan mampu menyerapnya," urainya. 

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."