Hati-hati Sesak Napas saat Berenang, Ternyata Ini Penyebabnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi anak berenang. Shutterstock

Ilustrasi anak berenang. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Anda mungkin pernah merasa kerongkongan kering dan perih serta sulit bernapas ketika berenang. Tak sedikit yang merasa panik karena mengira itu gejala sesak napas atau serangan jantung. Padahal penyebabnya adalah pengaruh klorin di air kolam.

"Lingkungan yang penuh klorin membuat orang merasa seperti tercekik atau sulit bernapas," jelas Dr. James Hull, dokter spesialis pernapasan di RS Royal Brompton di London, Inggris.

Artikel terkait:
Dokter Jelaskan Penyebab Ibu Hamil Sesak Napas sampai Meninggal

Tapi dalam banyak kasus, bukan klorin yang memicu masalah tersebut tapi benda-benda yang terbentuk saat klorin berinteraksi dengan zat-zat lain. Kebanyakan zat lain tersebut dibawa oleh para perenang yang tidak membilas diri terlebih dulu sebelum masuk ke kolam.

"Zat itulah yang kemudian meracuni air yang membahayakan diri mereka sendiri dan orang lain. Klorin berinteraksi dengan keringat, air seni, serta produk-produk kecantikan dan membentuk sesuatu yang disebut kloramin dan mengambang di permukaan air dalam bentuk gas yang bisa terhirup," ujar Hull kepada Daily Mail.

Ilustrasi renang. Shutterstock

Kloramin lebih berat dari udara. Zat ini mengapung di atas permukaan air dan dengan sangat mudah terhirup. Banyak yang percaya kloramin bisa menyebabkan masalah pada paru-paru.

Sebuah penelitian di Swedia pada 2013 mempelajari kesehatan 146 pekerja di 46 kolam renang dalam ruangan dan 17 persen di antaranya mengalami gangguan pernapasan di tempat bekerja tapi tidak terjadi di rumah. Sebuah laporan yang dimuat di jurnal Expert Review of Respiratory Medicine pada 2012 menyebut sensitivitas yang tinggi terhadap aliran udara di kalangan perenang.

Para ilmuwan di Kanada meneliti paru-paru para atlet renang dan mendapati setelah latihan, atlet-atlet itu menunjukkan gejala yang mirip asma. Dr. Hull juga menyarankan mereka yang merasa kesulitan bernapas saat berenang segera memeriksakan diri ke dokter, terutama para lansia. Pasalnya, bukan tak mungkin kesulitan bernapas itu memang benar berkaitan dengan masalah jantung, bukan sekedar akibat kloramin.

Memilih kolam renang yang terbuka lebih baik dibanding yang di dalam ruangan atau tertutup karena sirkulasi udara yang lebih sempurna. Dan Dr. Hull menegaskan semua yang akan berenang harus membilas diri dulu sebelum masuk ke kolam agar kotoran di tubuh tak terbawa ke air dan membahayakan pemakai kolam yang lain.

Baca juga:
Saran Dokter agar Risiko Sesak Napas kala Hamil Berkurang

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."