Saran Dokter agar Risiko Sesak Napas kala Hamil Berkurang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi ibu hamil tidur atau bermimpi. shutterstock.com

Ilustrasi ibu hamil tidur atau bermimpi. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sesak napas sering menjadi masalah pada ibu hamil. Wanita hamil yang sesak napas belum tentu mewariskan penyakit kepada bayinya. Namun jika suami juga mengidap asma, peluang si kecil terkena asma dua kali lipat.

Kalau ibu asma tapi ayah tidak, anak bisa saja tidak mengidap asma namun punya risiko alergi lain. Kalau sesak napasnya bukan karena asma, apakah si kecil tetap terdampak? Jawabnya tergantung.

Artikel terkait:
Sering Sesak Napas? Mungkin Seprai Ranjang Harus Diganti

“Misalnya, ibu sesak napas akibat kelainan jantung lalu kekurangan oksigen. Suami dan dokter harus mengecek berapa menit ia kekurangan oksigen karena itu bisa berdampak pada janin. Misalnya, janin meninggal tapi ibunya selamat. Kemungkinan lain, bayi selamat tapi pertumbuhan otak dan tubuhnya mengalami perlambatan,” kata seksolog dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG MARS, 62 tahun.

Ia menambahkan, “Anak saya, yang nomor dua, waktu hamil mengalami kelainan jantung. Pada trimester kedua, ia sesak napas lalu saya larikan ke rumah sakit untuk ditangani dokter spesialis. Kebocoran jantung bisa diatasi, namun anaknya lahir dengan bobot 2,5 kg. Si kecil kemudian mengasup gizi tambahan melalui infus selama beberapa hari. Berat badannya naik menjadi 2,9 kg. Tidak bisa sampai tiga koma sekian bobotnya.”

Sesak napas tak selalu menyerang pada trimester kedua. Berdasarkan pengalaman Boyke, ada ibu hamil yang sesak napas pada trimester pertama dan ketiga.

Namun, kasus terbanyak terjadi pada trimester kedua. Satu dari tiga ibu hamil pada trimester kedua mengalami sesak napas. 

Baca juga:
Sulit Bernapas Saat Tidur, Cek Apa Saja Penyebabnya

Agar risiko sesak napas mengecil, lakukan olahraga ringan untuk memperlebar diafragma. Salah satunya, menarik napas dalam-dalam sembari mengangkat tangan. Gerakan ini penting untuk melatih pernapasan sehingga saat bersalin, ibu bisa mengambil napas panjang saat mengejan. Ibu hamil yang pernah sesak napas disarankan melahirkan lewat bedah cesar.

“Dokter akan melakukan terminasi kehamilan. Maksudnya, selama janin sudah siap hidup di luar tanpa bantuan alat-alat medis, langsung dibedah cesar dengan dikawal dokter anestesi. Selama bedah cesar berlangsung, pernapasan ibu hamil dibantu dengan oksigen,” papar Boyke.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."