Pentingnya Peran Ibu Berpendidikan Tinggi Versi Tasya Kamila

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Maternity shot Tasya Kamila. Fotografer: RIOP Instagram/@tasyakamila

Maternity shot Tasya Kamila. Fotografer: RIOP Instagram/@tasyakamila

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Mantan artis cilik Tasya Kamila merasa kesal dengan anggapan jika seorang ibu tidak perlu sekolah tinggi. Menurutnya, seseorang memiliki kesempatan dan hak yang sama dalam meraih pendidikan setinggi-tingginya, meskipun nantinya memutuskan menjadi ibu rumah tangga.

"Itu sebuah insult, bukan cuma buat aku tapi juga perempuan in general," ujar Tasya.

Menurut artis dengan kehamilan menginjak delapan bulan itu, perempuan perlu mempunyai latar belakang pendidikan yang baik karena kelak akan menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya.

Baca juga:

Tasya Kamila Hamil, Ditinggal Suami ke Tengah Laut

"Memangnya ada yang salah dengan seorang ibu yang berpendidikan atau seseorang yang berpendidikan dan memutuskan menjadi seorang ibu rumah tangga?” ujar pelantun "Libur Telah Tiba" itu.

Tasya Kamila. Instagram/@tasyakamila

Tasya berpendapat perempuan mempunyai peran besar untuk membangun karakter dan pola pikir bagi kehidupan anaknya kelak.

"Ada pepatah yang menyebutkan, if you educate a man then you educate a person, but if you educate a woman then you educate entire generation,” kata perempuan berusia 26 tahun itu.

Saat ini Tasya mengaku ingin fokus mengurus rumah tangga dan yayasan miliknya, Green Movement, yang bergerak di bidang lingkungan hidup, sebelum nantinya menemukan waktu yang tepat untuk melanjutkan pendidikan S3.

Sebelumnya, Tasya sempat dikomentari warganet karena setelah menikah ia memutuskan menjadi ibu rumah tangga. Padahal, ia telah mengantongi gelar Master of Public Speaking dari Universitas Columbia di Amerika Serikat pada 2018.

Artikel lain:

Tasya Kamila Kurangi Aktivitas dan Travelling Jelang Melahirkan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."