Tips Memilih Tabir Surya yang Aman untuk Ibu Hamil dan Janin

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi busana ibu hamil. shutterstock.com

Ilustrasi busana ibu hamil. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta – Pemakaian produk perlindungan kulit, seperti tabir surya perlu memperhatikan sejumlah hal, salah satunya kandungan SPF yang dianjurkan selalu di atas 30 untuk proteksi yang maksimal. Terutama pada ibu hamil ada pertimbangan penting lainnya, yaitu kesehatan  janin di dalam kandungan.

Baca juga: Tahapan Pakai Pelembap, Serum, Krim Mata, Sampai Tabir Surya

Dokter kandungan dan kebidanan serta pendiri The Sunscreen Company di Ottawa, Kanada, Denis K. Dudley, mengatakan kesalahpahaman terbesar semua jenis tabir surya aman untuk ibu hamil. "Permeasi adalah sebuah fakta, namun sedikit dokter yang pernah memberi tahu calon ibu atau ibu menyusui. Permeasi adalah ada aksi kimia pada tabir surya yang bisa mencapai molekul terkecil, seperti darah dan sampai ke janin," ujar Dudley.

Mengutip dari laman Women's Health, di pasaran ada dua jenis tabir surya, yaitu kimia dan mineral. Tabir surya kimia mengandung senyawa berbasis karbon, seperti oksibenzon, octinoxate, octisalate, dan avobenzone. "Senyawa ini menciptakan reaksi kimia dan mengubah sinar UV menjadi panas. Kemudian melepaskan panas itu dari kulit," kata Rhonda Klein, MD, dan mitra di klinik Modern Dermatology, Westport, Connecticut, Amerika Serikat.

Tipe kedua adalah tabir surya yang mengandung bahan mineral aktif seperti titanium dioksida atau seng oksida. Perlindungannya hanya sebatas permukaan kulit dan menangkis datangnya paparan matahari serta sinar UVA yang bersifat merusak. Jika Anda hamil, pilihan teraman adalah tabir surya berbahan mineral ini.

"Hanya filter anorganik (mineral) dari seng oksida dan titanium dioksida yang memenuhi kriteria FDA sebagai produk tabir surya yang aman dan efektif bagi ibu hamil," tutur Dr. Dudley. "Sedangkan filter lainnya memerlukan data lebih lanjut untuk membuktikan keamanannya."

Jika ibu hamil menggunakan tabir surya kimia yang mengandung oksibenzon, berisiko terserap ke dalam aliran darah dan bisa berdampak pada janin. "Bahan-bahan tersebut dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan janin, masalah perkembangan janin, cacat lahir dan berat badan lahir rendah, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes tipe 2 serta lainnya," jelas Dendy Engelman, MD, ahli bedah kulit di New York, Amerika Serikat.

Selain itu, oksibenzon juga ditemukan dalam Air Susu Ibu (ASI). Hasil studi tersebut menandakan bayi masih berisiko terpapar oksibenzon, jika Anda tetap memakai jenis tabir surya kimia.

Bagi ibu hamil yang ingin berolahraga dan berjemur perlu memperhatikan perubahan kulit menjadi lebih sensitif. "Sebab sirkulasi darah Anda berubah dengan pembuluh darah yang melebar dari hormon kehamilan. Kondisi itu membuat Anda lebih rentan terhadap sengatan matahari, dehidrasi, dan serangan panas ketika berada di bawah paparan sinar matahari," ucap Dr Dudley. "Batasi waktu Anda di bawah paparan sinar matahari dan kenakan tabir surya mineral ultra UVA yang bagus untuk kulit."

Selain itu, wanita hamil juga lebih rentan terhadap perubahan warna kulit. "Melasma adalah hasil dari peningkatan sensitivitas dan paparan sinar matahari. Umumnya, flek yang membesar itu disebut sebagai 'topeng kehamilan,'" tukas Dr. Engelman. Jika Anda menderita kondisi tersebut, dia menyarankan penggunaan asam glikolat yang aman untuk ibu hamil.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."