Anak Susah Fokus, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi ibu mengawasi anaknya bermain gadget. shutterstock.com

Ilustrasi ibu mengawasi anaknya bermain gadget. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Orang tua sering mengeluhkan anak yang sulit fokus, cepat bosan, dan gampang tergoda berpindah melakukan hal lain sebelum menuntaskan satu pekerjaan. Mungkin Anda berpikir sulit fokus berarti ia mengalami kelainan. Jangan berpikiran negatif dulu.

Perlu diketahui, rentang perhatian pada anak memang berbeda-beda, tergantung pada usia. Menurut pakar tumbuh kembang anak, rata-rata di usia empat hingga lima tahun anak seharusnya sudah bisa fokus pada satu hal selama dua hingga lima menit. Dan anak-anak usia sekolah dasar sudah bisa fokus selama empat hingga 20 menit atau lebih, tergantung pada pekerjaan apa yang sedang mereka hadapi.

Artikel lain:
Bekal Supaya Anak Pandai Bergaul Saat Dewasa Nanti

Seperti juga hal lain dalam proses tumbuh kembang anak, rentang perhatian pada anak juga bergantung pada situasi.

“Rentang perhatian anak harus dilihat sesuai konteks,” kata Neal Rojas, M.D., dokter spesialis perilaku dan perkembangan anak di Universitas California di San Francisco, Amerika Serikat. “Apakah kita bicara tentang hal pertama yang dilakukan anak di pagi hari, siang hari, sebelum tidur siang, atau sebelum tidur malam? Saya memberitahu (orang tua) bahwa mereka akan melihat variasi sepanjang hari. Rentang perhatian anak sangat elastis.”

Perlu dipahami, seperti halnya orang dewasa, anak juga sulit konsentrasi ketika mereka merasa mengantuk atau kelelahan. Maka itu jangan heran jika anak terlihat sulit menyelesaikan permainan puzzle menjelang waktu tidur siang atau malam.

Baca juga:

Alasan Orang Tua Sekarang Suka Kasih Anak Nama Unik

Seberapa banyak dan lama perhatian yang diberikan anak ketika mereka dihadapkan pada satu pekerjaan juga bergantung kepada seberapa besar anak menikmati hal itu. Banyak anak tersiksa ketika diminta mengerjakan sesuatu yang tidak disukainya.

“Ketika Anda memperkenalkan kegiatan yang lebih penting daripada anak, ini berarti Anda menguji kreativitas dan fleksibilitas sebagai orang tua dan guru,” ujar Rojas.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."