Orang Tua Suka Memerintah, Waspadai Efek Negatif Suara pada Bayi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi Bayi menangis. TEMPO/Aditia noviansyah

Ilustrasi Bayi menangis. TEMPO/Aditia noviansyah

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bayi berusia di bawah 6 bulan ternyata sangat sensitif membedakan nada suara, termasuk nada negatif seperti marah. Hal tersebut dijabarkan dalam studi terbaru yang dilakukan oleh Dr. Chen Zhao di Universitas Manchester, Inggris.

Sensitivitas bayi terhadap nada suara negatif ini perlu diwaspadai oleh orang tua yang menerapkan “directive parenting” atau pola asuh memerintah, yang menunjukkan sikap orang tua yang cenderung mengatur dan memerintah.

“Mengatur yang kami maksud sangat spesifik, yaitu sejauh mana orang tua cenderung bersikap atau berkomentar dengan cara membatasi keterlibatan bayi dalam permainan atau komunikasi. Dalam cara kami mengukurnya di penelitian, perilaku seperti itu dapat menjadi pola yang halus namun konsisten dan mungkin tidak melibatkan suara,” jelas Chen.

Artikel lain:
Penyebab Bayi Sering Menangis dalam Pesawat Terbang

Menurut Chen, orang tua yang terbiasa menggunakan directive parenting dalam kehidupan sehari-hari kemungkinan juga lebih cepat mengekspresikan emosi vokal negatif untuk memperoleh apa yang mereka lihat sebagai perilaku yang diinginkan dari bayi mereka. Orang tua yang menerapkan directive parenting cenderung mengatur, menuntut, dan menginstruksikan apapun gerakan bayi mereka.

“Bayi-bayi yang mengalami apa yang disebut directive parenting biasanya akan merasa terlalu dibatasi atau dilarang atas apapun yang mereka lakukan sehingga tidak bisa berekspresi atau berkontribusi pada permainan,” urai Chen.

Baca juga:
Pentingnya Bayi Cukup Tidur, Cegah Obesitas saat Balita

Masalahnya, intonasi suara orang tua saat memberikan instruksi, perintah, atau pembatasan kepada bayi seringkali bernada emosional dan negatif dan bayi sangan peka terhadap nada suara yang diasosiasikan dengan marah tersebut sehingga berdampak pada bagaimana otak bayi mencerna nada suara emosional tersebut.

Namun, penelitian ini tidak membuktikan bahwa directive parenting adalah hal yang buruk sebab pengasuhan anak adalah proses yang berkesinambungan dan akan ada masanya anak membutuhkan gaya pengasuhan directive parenting.

“Yang perlu diingat, mengatur itu bukan tentang memegang kendali tetapi juga tentang memberikan arahan,” tegas Chen.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."