4 Makanan Alami yang Ampuh Mengatasi Keracunan Makanan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Rasa Mual yang Mengancam

Rasa Mual yang Mengancam

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Keracunan makanan biasanya terjadi karena makanan yang dikonsumsi mengandung bakteri yang banyak atau telah terkontaminasi. Selain bakteri, parasit patogen juga bisa berpindah dari makanan ke dalam perut sehingga dapat membahayakan sistem pencernaan.

Keracunan makanan sendiri ditandai dengan berbagai gejala, seperti diare, sakit kepala, muntah-muntah, hingga demam. Untuk mengatasinya, berikut empat bahan alami yang bisa meredakan gejala-gejala tersebut.

Baca juga:
2 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Membuat Makanan Sehat



Waktu yang Tepat Makan Makanan Instant

1. Yogurt
Yogurt merupakan salah satu makanan yang ringan dan cocok dikonsumsi oang yang mengalami gangguan pada perut. Pasalnya, kandungan pada yogurt disebut ampuh menetralisir sistem pencernaan yang terganggu.

2. Cuka apel
Selain sering digunakan untuk melancarkan diet, cuka apel juga bisa memperbaiki sistem pencernaan dan membunuh bakteri karena adanya kandungan asam alami yang terdapat pada cuka apel. Cukup campurkan dua sendok makan cuka apel pada air hangat, lalu minum sebelum makan.

Ilustrasi madu. shutterstock.com

3. Madu
Madu dikenal memiliki kandungan antibakteri dan antijamur. Madu juga sering menjadi andalan banyak orang untuk mengobati gangguan pada sistem pencernaan. Cukup mengonsumsi madu secara langsung atau mencampurkannya ke dalam segelas teh untuk mengatasi keracunan makanan.

4. Jahe
Jahe disebut ampuh mengatasi berbagai masalah pada sistem pencernaan. Mengonsumsi jahe juga akan mengatasi rasa mual, muntah-muntah, serta melancarkan pencernaa. Cukup mengonsumsi teh jahe untuk mengobati keracunan makanan. Caranya, cukup rebus parutan jahe dengan segelas air selama beberapa menit dan dapat diminum dengan menambahkan gula atau madu.

TEEN

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."