Gerakan Cinta Lingkungan ala Kayla von Rueti, Lewat Makanan Sehat

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Kayla von Reuti, Co-founder Love & O2 di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis 14 Februari 2019. (dok. PR)

Kayla von Reuti, Co-founder Love & O2 di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis 14 Februari 2019. (dok. PR)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kayla von Rueti memiliki impian untuk membangun komunitas yang cinta lingkungan. Melalui gerakan Love & O2, wanita berusia 21 tahun ini mendorong gerakan cinta lingkungan melalui makanan sehat dan kosmetik ramah lingkungan. Gerakan Love & O2 yang didirikan pada tahun 2018 ini telah mendonasikan 2,500 hektar lahan pribadi di Muara Teweh, Kalimantan Tengah, untuk dinikmati generasi berikut sebagai tempat konservasi hutan hujan tropis pertama di Indonesia.

Baca juga: 2 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Membuat Makanan Sehat

Gerakan ini dimulai dari ibunya, Delia von Rueti, seorang desainer perhiasan yang ingin melakukan suatu hal lebih dari hanya menjual perhiasan. “Ibu saya punya ide pada saat membuat perhiasan, dia ingin melakukan sesuatu yang baik dengan uang yang didapat. Bukan hanya bikin perhiasan saja,” jelas Kayla von Rueti, Co-founder Love & O2, di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis 14 Februari 2019.

Kayla sendiri pindah ke Bali dari Amerika Serikat pada saat berusia 3 tahun. Di Bali, dia belajar untuk mencintai lingkungannya dan terinspirasi untuk melakukan sesuatu untuk membantu lingkungan. Pertama, dia mendorong gerakan cinta lingkungan mengkonsumsi camilan sehat, dalam bentuk keripik kelapa dan granola. “Kita selalu memastikan produk kita dibuat secara lokal, menggunakan bahan-bahan dari Indonesia atau kalau memang tidak ada bisa diambil dari Asia. Kita ingin mengubah konsep cinta, membuatnya menjadi cinta pada planet kita,” lanjut Kayla.

Camilan sehat Love & O2, di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis 14 Februari 2019. TEMPO/Astari Pinasthika Sarosa

Selain camilan sehat, Love & O2 juga dalam proses membuat kosmetik ramah lingkungan. Kayla menjelaskan kalau kosmetik ini dibuat agar tidak memiliki dampak buruk sama sekali pada lingkungan. Dia memiliki ide ini karena melihat banyak kosmetik di Bali yang mengatakan menggunakan bahan natural, namun saat dilihat  komposisinya belum sepenuhnya alami. “Kita mau orang pada saat melihat bahan yang kita gunakan, langsung tahu apa bahan tersebut,” jelasnya. Selain itu, kosmetik ini juga akan memiliki pengemasan yang biodegradable jadi 100 persen natural dan tidak menghasilkan limbah.

Terakhir, gerakan ini juga membantu pemberdayaan orang-orang desa di Bali. Karyawan gerakan Love & O2 ini adalah wanita-wanita desa yang kesulitan mendapatkan pekerjaan. Selain itu, dalam misinya untuk meningkatkan cinta pada hutan hujan tropis, Love & O2 juga mempekerjakan orang-orang di sekeliling hutan hujan tropis untuk menjaga lingkungan. “Kita melihat kalau banyak orang merusak lingkungan karena mereka mencari uang. Mereka potong kayu untuk mendapatkan uang. Jadi kita ingin mempekerjakan orang-orang tersebut bukan untuk memotong kayu, tapi untuk menjaga hutan di sekitarnya,” tutur Kayla.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."