Tya Ariestya Mengaku Belum Rezeki Punya Anak dengan Cara Alami

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Artis Tya Ariestya usai doa bersama untuk korban perang dijalur Gaza Palestina di Galeri Dian Pelangi, Kemang, Jakarta, 11 Juli 2014. TEMPO/Nurdiansah

Artis Tya Ariestya usai doa bersama untuk korban perang dijalur Gaza Palestina di Galeri Dian Pelangi, Kemang, Jakarta, 11 Juli 2014. TEMPO/Nurdiansah

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Aktris Tya Ariestya sedang mengikuti program bayi tabung untuk kedua kalinya. Sebelumya, dia telah menjalani program ini untuk mendapatkan putra pertamanya Muhammad Kanaka Ratinggang.

Baca juga:
Memahami Polycystic Ovary Syndrome yang Dialami Tya Ariestya

"Insya Allah kami mau melakukan sesuatu yang besar, yakni program bayi tabung lagi," kata Tya Ariestya saat menghadiri acara Morula di kawasan Menteng Jakarta, Jumat 24 Agustus 2018.

Saat ditanya alasan kembali menjalani program bayi tabung, Tya Ariestya mengatakan dokter menyarankan program ini karena dia belum bisa hamil dengan cara alami. Musababnya, Tya Ariestya mengidap polycystic ovary syndrome atau PCOS. Ini adalah sindrom ketidakseimbangan hormon pada perempuan dan berakibat sulit punya anak.

Tya Ariestya. Instagram.com

"Dari awal saya dan suami tidak pakai alat kontrasepsi, sampai ditelitik kondisi sel telurnya bagaimana," ucap Tya Ariestya. "Tapi sepertinya belum dikasih (momongan) kalau memilih cara alami. Mungkin rezekinya di bayi tabung."

Perempuan 32 tahun ini menjelaskan program bayi tabung kali ini akan menggunakan embrio yang sudah ada atau sama seperti ketika menjalani proses bayi tabung untuk anak pertamanya. "Aku dapat embrio empat. Yang dua sudah dimasukkan dan jadi Kanaka. Sisanya enggak akan dibuang. Mau enggak mau harus dimasukkan lagi," tutur istri dari Irfan Ratinggang ini. "Mudah-mudahan lancar dan rezeki."

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."