Ciri Orang Stres di Tempat Kerja, Ada 2 Jenisnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi stres di kantor. Shutterstock

Ilustrasi stres di kantor. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setiap orang pasti pernah merasa tertekan atau stres. Yang membuat berbeda adalah kadar stres dan bagaimaan orang tersebut mengelolanya. Stres bisa terjadi dalam berbagai urusan, mulai dari asmara, pendidikan, urusan rumah tangga, hingga pekerjaan.

Baca juga:
10 Cara Sederhana Meredakan Stres
Tips Isyana Sarasvati Mengatasi Stres

Character Specialist, Jakoep Ezra mengatakan stres terbagi menjadi dua jenis, yakni stres akut dan stres kronis. Stres akut biasanya tidak terlalu parah karena hanya membuat orang yang mengalaminya terkejut atau sedikit tegang. Yang bahaya adalah stres kronik karena merupakan kelanjutan dari stress akut yang tidak ditangani dengan baik.

"Jika stres kronis terjadi berkepanjangan dan tidak ditangani dengan baik, maka bisa berdampak pada kehidupan sosial, bahkan bisa berujung bunuh diri," kata Jakoep Ezra di Jakarta, Sabtu 18 Agustus 2018. Ciri-ciri umum orang yang stres antara lain detak jantung meningkat, tubuh berkeringat meski suasana tidak panas, dan gugup.

Di dunia kerja, karyawan yang mengalami stres bisa terdeteksi dari beberapa hal. Di antaranya, menurut dia, enggan atau takut bertemu atasan, selalu merasa bersalah, dan pekerjaannya terhambat. "Pada akhirnya kinerja akan merosot," kata Jakoep Ezra.

Ilustrasi wanita pekerja yang stress. shutterstock.com

Faktor penyebab stres tidak hanya dalam diri orang tersebut tapi juga dipengaruhi faktor eksternal. Dia mencontohkan saat seorang karyawan dijadwalkan untuk melakukan persentasi, namun di hari yang sama dia digugat cerai pasangannya. Kondisi ini tentu mempengaruhi emosi dan kinerja karyawan tersebut.

"Sayangnya, kadang kala atasan tidak menyadari kalau karyawan itu bukan mesin. Pekerja juga punya perasaan dan kemauan," kata dia. Jika menerapkan pola 'mesin' ini, maka seseorang masuk perusahaan karena kompetansi, namun pada akhirnya dia keluar dari perusahaan itu karena sakit mental.

YATTI FEBRI NINGSIH

Artikel lainnya:
Awas, Kata Ahli Stres Bisa Menular
5 Perubahan yang Menandakan Kamu Stres dengan Pekerjaan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."