Menonton Televisi Bikin Mata Kering, Atasi dengan 3 Cara Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi mata. Foxnews.com

Ilustrasi mata. Foxnews.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Animo masyarakat Indonesia terhadap Piala Dunia 2018 sangat tinggi. Laporan Nielsen menyebut laga Argentina vs Belgia misalnya, berhasil merebut 39 persen penonton televisi yang aktif di jam tayang dini hari. Sedangkan dari aspek medis, Piala Dunia 2018 rupanya menambah lama durasi mata terpapar peranti elektronik dari gadget hingga televisi.

Menonton televisi dalam waktu lama menyebabkan gejala kekeringan pada mata. Penelitian yang dibuat Millward Brown mengungkap fakta, masyarakat Indonesia memiliki paparan tertinggi terhadap layar televisi dan gadget.

Baca juga:
Ini Sebabnya Saat Menangis Ingus Juga Keluar dari Hidung
Syahrini Suka Pakai Kacamata Tutupi Mata Longsor, Maksudnya...


Cara Millane Fernandez Siasati Mata Panda dan Kulit Pucat

Tips Makeup : Plus Minus Pasang Ekstensi Bulu Mata

"Setiap harinya mencapai 9 jam per hari. Pada momen Piala Dunia, durasi bertambah hingga 2 jam, sehingga dapat meningkatkan potensi gejala mata kering. Ini dapat mengganggu kenyamanan penglihatan dalam jangka panjang," ujar dr. Damara Andalia Sp.M

Damara menambahkan, "Mata kering terindikasi dari jumlah kedipan mata (visual attention rate) berkurang hingga setengahnya. Ditambah lagi, layar televisi dan gadget memancarkan sinar bergelombang tinggi atau dikenal sebagai blue light yang dapat mengurangi kualitas penglihatan mata jangka panjang."

Ada tiga langkah sederhana untuk menangkal mata kering. Pertama, 20 menit sekali istirahatkan mata selama 20 detik dengan fokus penglihatan pada sebuah objek berjarak 20 kaki. Kedua, teteskan obat tetes mata yang berfungsi mengatasi kekeringan pada mata ketika mata mulai terasa kering. Ketiga, rajin minum air putih agar tubuh terhidrasi dari dalam.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."