Bunda, Ini Alasan untuk Tidak Sering Membandingkan Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi anak bertengkar. Shutterstock

Ilustrasi anak bertengkar. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pepatah yang mengatakan bahwa setiap anak itu unik dengan caranya sendiri adalah benar. Ini adalah aturan praktis yang harus diikuti oleh setiap orang tua jika mereka ingin membesarkan anak yang percaya diri dan bahagia. Menjaga harga diri anak adalah hal yang utama.

Membandingkan anak Anda dengan anak-anak lain, adalah hal yang sama sekali tidak benar, dan bisa merendahkan harga diri pada mereka. Banyak penelitian telah mengungkapkan bagaimana membandingkan anak Anda dengan anak-anak lain dapat menghambat perkembangan mental mereka dan mempengaruhi harga diri mereka, yang mungkin memiliki efek jangka panjang di masa depannya.

Baca juga:
Apa Saja Indikasi Anak Berlebihan Main Gadget

Anak Kylie Jenner Punya Puluhan Sepatu Keren, Tilik Koleksinya

Kata-kata seperti "Lihatlah anak itu, dia jauh lebih baik dari kamu", atau "Mengapa kamu tidak bisa bersikap seperti dia", itu sangat umum, terutama ketika anak-anak nakal dan sebagai orang tua, kita tidak dapat mengendalikan kemarahan atau frustrasi. Namun, apa efek kata-kata ini pada pikiran kecil seorang anak adalah sesuatu yang harus diperhatikan.

Perbandingan tidak pernah baik, bahkan untuk orang dewasa. Anak-anak merasa sangat sulit untuk menghadapi kritik negatif. Lebih menyakitkan bagi seorang anak untuk mendengar dari orang tuanya bahwa anak yang lain jauh lebih baik daripada dirinya.

Sebagai orang tua, penting untuk memberi tahu anak-anak apa yang benar dan salah. Penting juga untuk menunjukkan kesalahan mereka, tetapi melakukan hal itu dengan membandingkannya dengan teman sebaya jelas tidak akan cocok dengan anak itu.

Anak Anda dikelilingi oleh persaingan hampir di mana-mana, di sekolah, di playgroup-nya, dan bahkan di taman bermain. Yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk mereka adalah membiarkan mereka jauh dari "fase persaingan" setidaknya di rumah. Ini pasti akan membuat anak-anak tetap membumi.

Baca juga: 
Ratna Sarumpaet Pajang Foto Anak Atiqah Hasiholan, Ada Maksudnya
Anak Jadi Alasan Amal Clooney Lebih Banyak Bederma

Anak-anak harus diajarkan bagaimana mereka dapat mengatasi kelemahan mereka dan berubah lebih baik. Anak juga harus bisa diajarkan untuk lebih percaya diri agar mampu bersaing di lingkungan sosial nantinya. Jelas bahwa setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak mereka. Tetapi perbandingan hanya akan mendemoralisasi mereka, sebuah efek yang kemungkinan besar akan bertahan seumur hidup.

Berkut adalah beberapa alasan utama mengapa Anda tidak harus membandingkan anak Anda dengan anak-anak lain seperti dilansir Boldsky.

• Perbandingan secara perlahan mengarah pada keraguan diri. Ketika kita diberitahu bahwa kita tidak bisa unggul dalam hal tertentu karena orang lain lebih baik, perlahan seiring waktu, kita mulai meragukan keterampilan kita sendiri. Hal yang sama berlaku untuk pikiran anak Anda juga.

• Jika Anda cenderung membandingkan anak Anda dengan temannya, anak tetangga atau dengan seseorang di sekolahnya, itu hanya akan menanamkan kecemburuan pada dirinya. Kecemburuan bisa berubah menjadi kebencian dan agresi dalam jangka panjang.

• Perbandingan menanamkan hal negatif dalam pikiran anak. Dia tidak akan lagi dapat mengambil tantangan dan tugas baru dengan positif. Penting untuk membesarkan anak-anak yang memiliki sikap positif terhadap kehidupan dan bukan orang yang takut melakukan hal-hal baru karena takut gagal dan kemudian dibandingkan dengan teman-temannya.

• Salah satu hal terpenting untuk disadari ketika membandingkan anak Anda dengan orang lain adalah bahwa hal itu tidak hanya membuat Anda rendah kepercayaan diri tetapi juga mempengaruhi hubungan Anda dengan anak Anda dengan cara yang negatif.

• Jika Anda cenderung membandingkan anak Anda, sangat jelas bahwa mereka akan berkembang menjadi orang dewasa yang gugup. Mereka cenderung akan melakukan hal-hal untuk menyenangkan orang tua (atau wali). Anak juga mulai merasa bahwa dia tidak memenuhi harapan Anda.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."