Suami Istri Bekerja Sering Bertengkar, Terapkan Teori Layangan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi pasangan bertengkar. Shuttterstock

Ilustrasi pasangan bertengkar. Shuttterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat ini kesetaraan pria dan wanita pada berbagai bidang kehidupan sudah nyaris pada posisi yang sama. Hal ini kemudian menimbulkan situasi di dalam rumah tangga yang mana suami dan istri memiliki pekerjaan di luar.

Namun pada banyak kasus, kondisi ini sering dianggap menjadi pemicu terjadinya pertengkaran di dalam rumah tangga. Ada anggapan bahwa suami istri yang keduanya bekerja cenderung lebih mudah mengalami pertengkaran di rumah, dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Artikel lainnya:
Ketika Usia Pasangan Jauh Lebih Muda
Cara Deteksi Kamu dan Pasangan Cocok Secara Seksual

Akademisi psikologi di Bina Nusantara University, Muhamad Nanang Suprayogi menyanggah anggapan tersebut. Menurut Nanang, kecenderungan pertengkaran lebih dipengaruhi oleh seberapa besar masalah yang dialami oleh masing-masing dari mereka di tempat pekerjaan.

 "Suami atau istri yang menghadapi banyak masalah dalam bekerja dan tidak selesai di tempat pekerjaan akan membawanya ke rumah dan mendorong kecenderungan pertengkaran," ujarnya.

Ilustrasi pasangan bertengkar. shutterstock.com

Sebab itu, bila suami-istri sama-sama bekerja, hal terpenting yang harus dilakukan keduanya guna menekan pertengkaran adalah kemauan untuk saling memahami. Keduanya perlu menggunakan "teori layangan", yakni sikap “tarik-ulur” dalam merespon persoalan. 

Baca juga: 3 Proses Baikan dengan Pasangan yang Selingkuh 

Ketika emosi istri sedang memuncak, maka sang suami perlu mengendurkan sikapnya, tetapi saat istri mulai menurunkan tensinya, baru si suami bisa mengeluarkan penegasan yang lebih kuat. Sebaliknya, pola sikap yang sama bisa juga dilakukan sang istri. “Jangan kenceng-kencengan, nanti malah putus layangannya, terjadi pertengkaran hebat, ujar Nanang.

Akan lebih baik lagi suami bersikap lebih tenang atau diam saat suasana hati istrinya sedang "panas" sampai setelah semua uneg-uneg istri keluar, baru kemudian suami berbicara. Sikap ini perlu dilakukan suami karena kadang-kadang istri bersikap seperti itu hanya karena ingin didengarkan, dimengerti atau dipahami.

BISNIS

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."