Jangan Simpan Minyak Sayur di Kulkas, Ini Pesan Chef Steby Rafael

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi minyak masak. Americanhouse.com

Ilustrasi minyak masak. Americanhouse.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kulkas menjadi tempat ideal untuk menyimpan makanan. Mulai dari sayur, buah-buahan, telur, daging, dan makanan yang tak habis pun masuk ke dalam kulkas, tak terkecuali minyak sayur. Chef Steby Rafael mengingatkan agar tidak menyimpan minyak sayur di dalam lemari es.

Baca juga:
Ke Toilet Pakai Kloset Duduk, Terapkan Jurus Gaya Ringan
Ladies, Jangan Lupa Waktu Paling Penting Bersihkan Miss V
Maya Septha Malah Khawatir Saat Berat Badan Turun 3 Kilogram

"Minyak yang dimasukkan ke dalam kulkas akan menjadi padat, kemudian dicairkan lagi saat akan dipakai. Kondisi ini membuat trans fat jadi lebih banyak," kata Chef Steby Rafael saat ditemui di Indofood Tower, Sudirman, Jakarta, Selasa, 24 April 2018.

Trans fat atau lemak trans muncul dari proses penambahan hidrogen pada cairan minyak sayur untuk membuatnya lebih padat dan tahan lama. Trans fat meningkatkan kolestrol jahat dalam tubuh dan bisa memicu penyakt jantung.

Chef Steby Rafael saat melakukan demo masak, dalam acara peluncuran Bimoli kampanye #ICOOKLIKETHIS di Indofood Tower, Sudirman, Jakarta, Selasa, 24 April 2018. (TEMPO/Yatti Febri Ningsih).

Dari dua jenis minyak sayur, yakni minyak kelapa dan minyak sawit, menurut Chef Steby Rafael, minyak kelapa lebih gurih dan mengandung kadar lemak jenuh sampai 80 persen. Sedangkan minyak sawit memiliki kadar lemak jenuh sekitar 40 persen.

Selain trans fat, Chef Steby Rafael mengatakan ada lagi tanda minyak tidak baik digunakan, yakni ketika warnanya menjadi keruh atau gelap. Selain itu, hindari minyak dan penggorengan yang sampai berasap ketika memasak karena itu berarti struktur minyaknya sudah rusak. "

YATTI FEBRI NINGSIH

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."