Melabrak Bisa Bikin Pelakor Jera? Simak Dulu Saran Psikolog

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi pasangan bertengkar. Guineapigtoday.com

Ilustrasi pasangan bertengkar. Guineapigtoday.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pelakor alias perebut laki orang semakin marak dibicarakan belakangan ini. Salah satu yang heboh adalah video Bu Dendy melakukan saweran uang untuk wanita yang diduga merebut suaminya.

Video itu mengubah tren melabrak pelakor dari jambak-jambakan hingga mempermalukan orang dengan cara melemparinya  uang. Apakah ini cara terbaik membuat para pelakor jera?

Kecewa dan hancur. Perasaan ini pasti  dialami mereka yang dikhianati  pasangannya. Tindakan Bu Dendy melabrak wanita yang diduga merebut suaminya itu didukung banyak warganet karena dianggap dapat memberi pelajaran.

Namun, psikolog dari Pusat Informasi dan Rumah Konsultasi Tiga Generasi, Anna Margaretha Dauhan, mengatakan bahwa tindakan seperti itu belum tentu dapat membuat pelaku selingkuh jera.

Baca juga:
Sebab Pelakor Lebih Dibenci dari Suami Selingkuh, Tiada Ampun
Mana yang Lebih Berat, Beban Mental Pelakor atau Pebinor?
7 Tanda Suami Mulai Kepincut Pelakor

“Bersikap agresif kepada orang ketiga bisa saja membuat dia jera, tetapi belum tentu dapat mengubah kebiasaan pasangan kita berselingkuh. Masih ada kemungkinan hal yang sama (perselingkuhan) terjadi lagi di masa mendatang, baik dengan orang yang sama atau berbeda,” jelas Anna.

Psikolog sekaligus konsultan hubungan dari Rapport Relationship, Dr. Jennifer Rhodes mengatakan bahwa bertindak secara impulsif atau meledak-ledak memiliki risiko yang dapat merugikan.

“Kebanyakan orang bertindak impulsif. Padahal kemarahan belum tentu menyelesaikan masalah. Terlebih jika kecurigaan Anda belum mempunyai dasar yang kuat. Pikirkan kembali langkah yang harus Anda tempuh. Jangan sampai kemarahan Anda membuat segalanya menjadi hancur total,” ujarnya. 

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."