Sebab Pelakor Lebih Dibenci dari Suami Selingkuh, Tiada Ampun

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi selingkuh. Shutterstock

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pelakor atau perebut laki orang adalah predikat yang paling banyak diperbincangkan. Jika seorang sudah dicap sebagai pelakor oleh publik, seolah tak ada ampun lagi baginya. Setiap ucapan, foto, dan apapun yang dipublikasi tentang dirinya selalu diolok-olok oleh orang lain.

Baca juga:
7 Tanda Suami Mulai Kepincut Pelakor
Jessica Mila Sebut Kunci Hubungan Anti Pelakor
Mana yang Lebih Berat, Beban Mental Pelakor atau Pebinor?

Dalam urusan perselingkuhan, yang punya andil adalah kedua belah pihak, baik laki-laki maupun perempuan. Jadi ketika suami selingkuh, tentunya mereka juga melakukan kesalahan. Suami punya tanggung jawab untuk setia kepada istrinya, dan suami yang selingkuh meninggalkan tanggung jawab tersebut.

Lantas, kenapa publik sangat membenci pelakor ketimbang suami yang berselingkuh? Konselor keluarga yang juga Direktur Sedona Counselling Center of Montreal, Kanada, Vikki Stark mengatakan stigma buruk yang melekat pada pelakor merupakan cermin dari pemikiran kalau perempuan adalah pihak yang lebih dulu menggoda lelaki. Apabila perempuan tersebut tidak menggoda suami orang lain, maka perselingkuhan tak akan terjadi.

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock

"Jelas ini sudut pandangan yang keliru karena suami tentu punya bobot kesalahan yang sama," kata Stark seperti dikutip dari laman Psychology Today. Dia menjelaskan, seorang istri yang hatinya hancur karena pernikahannya berakhir gara-gara ulah pelakor umumnya lebih fokus pada peran perempuan yang menggoda suaminya sehingga memicu keretakan rumah tangga.

"Pasti muncul pertanyaan, 'kenapa suami memilih dia dibanding saya?'," ucap Stark. Dari kecemburuan itulah seorang istri mulai membenci dan menyalahkan pelakor. Stark mengatakan, perempuan yang terus-menerus membenci pelakor secara tidak langsung 'mengakui' kekuatan perempuan tersebut, membuat diri sendiri terbelenggu dalam kebencian dan tidak berkembang.

Buat mereka yang ditinggal pergi suaminya karena perempuan lain, Stark berpesan tak perlu memaafkan siapapun melainkan memaafkan diri sendiri. "Jangan fokus pada perempuan tersebut maupun suami yang berselingkuh," ucapnya. "Tidak perlu mencoba bertemu dengan perempuan selingkuhan suami dan jangan biarkan dia masuk lebih jauh dalam kehidupanmu."

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."