Bayi Baru Lahir Bisa Diajak Main, Ketahui Mainan Anak yang Tepat

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi anak bermain mainan atraktif bersama ibunya. shutterstock.com

Ilustrasi anak bermain mainan atraktif bersama ibunya. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Anak paling suka diajak bermain, tak terkecuali bayi baru lahir. Hanya saja, bentuk permainan mesti disesuaikan dengan usia dan tumbuh kembang anak. Pendiri lembaga psikologi TigaGenerasi yang juga penulis buku Anti-panik, Noella Birowo mengatakan kebutuhan anak untuk bermain sudah ada sejak lahir.

Baca juga:
Carissa Putri Berlakukan Jam Makan Cokelat buat Anak
Hindari Mengatakan 4 Hal Ini pada Orang Tua Anak Autisme
Demi Anak, Nia Ramadhani Rela Keluarkan Uang Jutaan untuk Mainan

"Sejak berusia 0 bulan, anak sudah harus diajak bermain dengan orang tua," kata Noella Birowo di acara ELC Little Senses Collection Preview. Tujuannya, bermain memberikan stimulasi pada anak sekaligus membangun ikatan batin dan rasa percaya antara orang tua dan anak.

Lantas permainan apa yang cocok untuk bayi yang belum bisa melakukan apa-apa? "Melakukan kontak mata saja merupakan bentuk permainan dan stimulasi untuk bayi," ucap Noella Birowo. Memberikan sentuhan, membunyikan suara, memanggil nama bayi, juga merupakan bentuk permainan yang dapat menstimulasi perkembangan pancaindra bayi.

Ilustrasi anak-anak dan mainan. Shutterstock.com

Ketika bayi mulai menunjukkan respons motorik yang baik, saatnya orang tua memilihkan mainan yang tepat sesuai tumbuh kembangnya. Memasuki usia 3 bulan, bayi sudah mampu menggerakkan tangan dan kakinya serta senang mengeksplorasi apa saja yang ada di sekitarnya. Pada tahap ini, mainan yang tepat adalah mainan yang menstimulasi pancaindra bayi misalnya dengan tekstur, warna, dan bentuk.

Di usia 6 bulan, bayi mulai bisa duduk sampai merangkak. Berikan mainan yang merangsang mereka untuk bergerak untuk melatih kemampuan merangkak. Memasuki usia 9 sampai 12 bulan, bayi memasuki tahap perkembangan yang sangat aktif dan membutuhkan mainan yang bisa menyalurkan energi. Mainan seperti bola, jungkat-jungkit, atau papan seluncur biasanya sangat digemari anak di usia ini.

Ilustrasi anak-anak dan mainan. Shutterstock.com

Kemudian di usia 18 bulan hingga seterusnya, bayi mulai berimajinasi dan mengeksplorasi sesuatu yang baru. Pilih mainan yang merangsang imajinasi anak, misalnya susun balok, dan sejenisnya.

Setelah memberikan mainan, orang tua tetap harus mengawasi cara penggunaannya. Menurut Noella Birowo, pendampingan orang tua penting agar anak dapat lebih mengeksplorasi fungsi mainan tersebut. "Jangan lupa standar keamanan mainan," ucapnya. Beberapa rambu standar keamanan mainan di antaranya adalah tak boleh mengandung bahan beracun dan tidak ada bagian kecil yang memungkinkan anak masukkan mainan ke dalam mulutnya.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."