Pikir Lagi Jika Ingin Memberi Hadiah Mainan Buat Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi anak di toko mainan. walesonline.co.uk

Ilustrasi anak di toko mainan. walesonline.co.uk

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Momen akhir tahun, liburan sekolah, dan Hari Natal yang datangnya hampir bersamaan membuat toko mainan berlomba-lomba menawarkan diskon besar-besaran. Membelikan mainan memang menjadi salah satu cara membahagiakan anak, entah sebagai hadiah Natal, apresiasi prestasi anak di sekolah, atau karena tergiur diskon.

Baca juga:
Stimulasi Anak dengan Mainan Edukatif di Musim Liburan

Bagi anak-anak, tidak ada kata cukup untuk mainan. Namun tahukah Anda, terlalu banyak mainan yang dimiliki anak pada satu waktu ternyata tidak baik efeknya. Sebuah studi di Universitas Toledo, Ohio, Amerika Serikat yang dimuat dalam Jurnal Perilaku dan Pertumbuhan Anak menunjukkan lebih sedikit mainan di depan anak pada satu waktu, akan lebih baik.

Para peneliti mengamati perilaku anak-anak di bawah usia 3 tahun. Di hadapan anak-anak itu ada macam-macam mainan yang jumlahnya 4 sampai 16 jenis. “Ketika diberikan mainan dalam jumlah lebih sedikit, anak akan memainkan satu jenis permainan lebih lama. Artinya, anak menjadi lebih fokus dan mampu mengeksplorasi permainan dengan lebih kreatif,” kata perwakilan tim peneliti.

Ilustrasi anak-anak dan mainan. Shutterstock.com

Adapun anak yang dihadapkan dengan terlalu banyak mainan, maka konsentrasinya akan mudah teralihkan. Mereka hanya memainkan satu jenis mainan dalam waktu singkat, karena mudah tergoda mainan lain. Durasi bermain juga terbilang singkat dan anak tidak mendalami satu jenis permainan. Mereka hanya melihat, memegang, memainkan sebentar, tidak mendapat esensi dan manfaat di balik sebuah permainan.

Banyak orang tua mengeluh anak mereka tidak fokus, senang berkeliling ruangan, berpindah dari satu mainan ke mainan yang lain. Tapi tahukah Anda, mainan dalam jumlah banyak bisa menjadi stimulasi berlebihan untuk anak. Perasaan dikelilingi pilihan yang terlalu banyak akan menciptakan tekanan dalam diri anak untuk bermain dengan semua benda di hadapannya. Kondisi ini bahkan bisa memicu stres karena anak bingung memutuskan mainan mana yang akan digunakan.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."