Studi: Perempuan Dewasa Mengemudi Lebih Baik dari Pria

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi wanita kurang percaya diri mengemudi saat bersama pacarnya. (car advice)

Ilustrasi wanita kurang percaya diri mengemudi saat bersama pacarnya. (car advice)

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan kerap dituding sebagai pengemudi yang buruk. Tidak menyalakan lampu sein ketika hendak berbelok, kalaupun menyalakan lampu sein kanan, tapi belok ke kiri, dan lainnya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Institute of Transport Economics dari Norwegia, mematahkan anggapan itu.

Baca juga:
Bagian Baju Wanita yang Wajib Diperhatikan Saat Naik Sepeda Motor

Periset membagi responden penelitian menjadi dua bagian. Pertama, sebanyak 1.100 siswa dari seluruh Norwegia, di mana 208 di antaranya sudah memiliki izin mengemudi. Kelompok kedua adalah 414 orang yang diambil dari populasi umum. Ketua tim peneliti, Ole Johansson beserta tim kemudian mengamati bagaimana faktor usia, jenis kelamin, dan kepribadian mempengaruhi cara seseorang ketika mengemudi.

Ilustrasi wanita sedang berkendara. shutterstock.com

Hasil dari riset menunjukkan pengemudi laki - laki dan mereka yang masih muda lebih mudah terdistorsi fokus saat mengemudi ketika terjadi gangguan. Beberapa hal yang mengalihkan perhatian pengemudi antara lain ponsel, mengubah saluran radio, dan kondisi di jalan lainnya. "Pengemudi yang tidak fokus menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas yang signifikan," kata Ole Johansson.

Lantas bagaimana dengan pengemudi wanita? Menurut Ole Johansson, perempuan dewasa adalah pengemudi yang lebih baik ketimbang pria dan anak muda, baik laki-laki maupun perempuan. Wanita dewasa lebih mampu mengontrol diri dari segala sesuatu yang bisa mengalihkan perhatian mereka. "Mereka memiliki kendali yang lebih baik saat mengemudi dan lebih memperhatikan jalan," ucapnya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."