Berat Badan Naik Turun Saat Diet, Simak Penjelasan Dokter

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi diet. shutterstock.com

Ilustrasi diet. shutterstock.com

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Berat badan menjadi salah satu indikator paling gampang untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang. Sebab itu, sebagian besar orang menerapkan diet menjaga berat badan ideal. Ketika diet, ada yang mengalami kenaikan dan penurunan berat badan. Istilah lainnya adalah diet yoyo.

Baca juga:
Diet Santai Ini Bikin Tubuh Langsing dan Fit
Diet Pasti Gagal Kalau 5 Kebiasaan Ini Masih Dilakukan
Diet Vegan Tak Hanya Bikin Langsing, Manfaatnya Ganda

Jika diet yoyo ini terjadi, apakah strategi dietnya yang keliru atau punya masalah kesehatan lain? Dokter spesialis gizi, Cindiawaty Pudjiajdi menyarankan berkonsultasi dengan ahli lebih dulu sebelum menerapkan diet tertentu. Sebab, saat ini terdapat berbagai jenis diet, mulai dari diet mayo, diet, keto, OCD, dan lainnya.

"Konsultasi dan dokter akan memilihkan mana diet yang cocok dengan kebutuhan,” ujar Cindiawaty dalam peluncuran kampanye #ThePowerofHomemadeFood di Jakarta. Pengecekan ke ahli ini penting karena setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda, begitu juga dengan pola makannya.

Saat menentukan pola diet yang sesuai, dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Medistra ini akan mengukur komposisi tubuh seseorang. Jika kadar lemaknya tinggi makan lemaknya yang akan diturunkan. Dengan menurunkan lemak, tidak hanya berat badan yang turun tapi juga membuat tubuh lebih sehat.

Ilustrasi wanita menimbang berat badan. shutterstock.com

Menurut Cindiawaty, pola diet yang paling mudah adalah mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan lengkap, ditambah dengan mengurangi asupan kalori. Selain itu, imbangi dengan aktivitas fisik secara teratur.

Namun ada kalanya setelah program diet berhasil dijalankan, berat badan kembali naik. Solusinya, wajib konsisten saat menjalankan diet agar berat badan tetap stabil. Selain itu, berat badan yang naik turun dapat juga disebabkan oleh massa otot yang cenderung turun.

“Kalau massa otot cenderung turun, biasanya akan yoyo. Jadi dinaikkan massa otot supaya metabolisme tetap tinggi dan berat badan turun,” ujar Cindiawaty. Sedangkan untuk menaikkan massa otot dapat dilakukan dengan berolahraga dan mengkonsumsi protein sesuai kebutuhan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."