CANTIKA.COM, Jakarta - Beberapa tahun belakangan, Turki menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan mancanegara. Negara kaya sejarah itu menawarkan biaya liburan yang lebih murah ketimbang negara-negara Eropa lainnya. Namun, baru-baru ini, Turki mulai ditinggalkan turis Eropa karena harga yang dianggap terlalu mahal.
Laporan terbaru yang dikutip Express.co.id mengungkapkan bahwa hunian hotel di Turki menurun di tengah meningkatnya biaya di negara itu. Tourism Review menunjukkan beberapa laporan industri menunjukkan masalah sedang berkembang di sektor pariwisata Turki yang sibuk karena harga di negara itu setara dengan Spanyol dan Yunani, bahkan juga menyaiki Dubai.
Kenaikan Biaya Akomodasi
Menurut laporan itu, harga akomodasi mengalami kenaikan didorong oleh biaya input. Antalya dan Bodrum termasuk di antara destinasi yang mengalami kenaikan harga.
Liburan keluarga di destinasi wisata ini kini dapat menelan biaya lebih dari 150.000 lira Turki, atau sekitar Rp 61 juta. Sementara itu, liburan serupa di Yunani mungkin menelan biaya antara £1.460 dan £1.830 atau sekitar Rp 32 juta hingga Rp 40,5 juta.
Kvanç Meriç, Presiden Asosiasi Agen Perjalanan Turki di Izmir, mengatakan bahwa situasi ekonomi di Turki adalah penyebab utama masalah yang kita lihat dalam pariwisata.
Inflasi dan meningkatnya biaya layanan telah menekan margin keuntungan, sehingga memaksa para pelaku bisnis untuk membebankan biaya tambahan tersebut kepada pelanggan mereka. Para pelaku industri melaporkan semakin banyaknya keluhan dari para pengunjung internasional tentang Turki yang menjadi terlalu mahal, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa daya tarik negara tersebut mungkin memudar.
"Turki telah kehilangan keunggulan harganya. Turis kini memilih destinasi yang memberikan nilai lebih untuk uang yang sama," ujarnya.
Penurunan Jumlah Wisatawan Asing di Turki
Tahun lalu, Turki melampaui jumlah pengunjung Italia, dengan total 56,7 juta orang berkunjung dari luar negeri. Dikutip dari Travel and Tour World, kedatangan wisatawan asing ke negara itu turun 0,15 persen menjadi menjadi 17,78 juta dalam lima bulan pertama tahun 2025 dibandingkan dengan tahun 2024.
Pada Mei 2025 saja terjadi penurunan sebesar 1,81 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Penurunan signifikan terlihat di pasar-pasar utama: pengunjung dari Rusia turun 5,2 persen menjadi 1,72 juta, sementara kedatangan dari Jerman turun 18,1 persen, dengan total 597.348. Negara-negara lain seperti Bulgaria dan Inggris juga menunjukkan penurunan jumlah pengunjung.
Presiden Asosiasi Pemilik Bisnis Pariwisata Alanya (ALTID), Burhan Sili, mengatakan kepada Türkiye Daily bahwa negara itu harus mempertimbangkan kembali keseimbangan harga sambil mempertahankan kualitas. "Jika tidak, bahkan jika tingkat hunian tidak menurun, margin keuntungan kita mungkin akan rusak parah. Meningkatnya biaya dan persaingan global mengharuskan sektor kita untuk bertindak lebih hati-hati," kata dia.
Koordinator Umum LMX Touristic Turki, Serdar Bayraktar, menambahkan bahwa keunggulan nilai tukar tidak lagi memadai. Kini Turki dianggap sebagai negara yang mahal bagi wisatawan asing. "Tarif pajak atas kebutuhan dasar seperti makanan, energi, dan produk pembersih serta kenaikan harga produk impor meningkatkan biaya bisnis pariwisata," tuturnya. (SRP)
Pilihan Editor: Gaya Nagita Slavina Selama di Turki, Gaun Corak Floral dan Detail Lipit
MILA NOVITA
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika