Mengenal Penyakit Glaukoma: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Ilustrasi Glaukoma. Wikipedia

Ilustrasi Glaukoma. Wikipedia

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Baru-baru ini publik dikejutkan dengan pernyataan komika Pandji Pragiwaksono yang jadi tamu di siniar Kiky Saputri di YouTube, Jumat, 7 Juni 2024. Pandji sekilas membahas tentang kesehatan komedian Adul, hingga akhirnya muncul berita bahwa Adul terkena glaukoma.

Pandji menyampaikan kalau Adul mengalami kebutaan. Kiky lantas menanggapi dengan spontan, "Ya Allah sumpah aku enggak tahu," ucapnya sambil mengatupkan kedua telapak tangan.

Menurut Pandji, dia pernah menonton konten video Adul yang dikerjai oleh rekannya, Komeng. Komeng mengajak Adul berjalan-jalan namun hanya di situ-situ saja.

Kabar Adul buta pun beredar bahkan ada yang menyebut sang pelawak menderita glaukoma. Namun, dua pekan berselang, Jumat, 21 Juni 2024, Adul dan Komeng muncul di akun YouTube Komeng.

Mereka memberikan klarifikasi bahwa Adul baik-baik saja dan tidak buta. Bahkan Adul saat ini menerima job sebagai pengisi suara, sambil membaca teks. Dia juga menjalani bisnis alat pancing ikan sambil hobi memancing.

Tentang Glaukoma

Dilansir dari National Today, glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai dengan kerusakan saraf optik secara bertahap dan permanen. Menurut WHO, dua jenis glaukoma yang paling umum yaitu Primary Open Angle Glaucoma (POAG) dan Angle Closure Glaucoma (ACG). POAG terjadi secara bertahap dan biasanya tersembunyi. Sedangkan ACG kondisi tidak umum, tapi bisa lebih parah.

Glaukoma umumnya disebabkan oleh tekanan bola mata yang meninggi. Biasanya terjadi karena adanya hambatan pengeluaran cairan bola mata. Penyebab lainnya adalah adanya kerusakan saraf optik. Kondisi itu akan terjadi apabila ada gangguan suplai darah ke serat saraf optik. Namun, kerusakan juga bisa terjadi apabila terjadi kelemahan serat optik. 

Glaukoma dibagi menjadi sekunder dan kongenital. Glaukoma sekunder berasal dari penyakit mata lain, bisa juga timbul akibat trauma, pembedahan, hingga penggunaan kortikosteroid yang berlebihan, Sementara itu, glaukoma kongenital adalah bawaan lahir. Penyebabnya biasanya adalah sistem saluran pembuangan di dalam mata yang tidak berfungsi secara tepat. 

Penyebab Glaukoma

Glaukoma sebagian besar disebabkan oleh penumpukan tekanan di mata saat cairan tidak dapat mengalir dengan baik. Cairan tersebut dikenal sebagai aqueous humor. Aqueous humour adalah cairan alami pada mata yang memiliki fungsi untuk membersihkan kotoran, menjaga bentuk, serta menyuplai nutrisi pada mata.

Cairan tersebut biasanya mengalir melalui jaringan yang terletak di sudut pertemuan iris dan kornea. Peningkatan tekanan ini kemudian merusak saraf yang menghubungkan mata dengan otak atau saraf optik. Ketika saraf optik mati, manusia akan mengembangkan titik buta pada penglihatan. Awalnya, titik tersebut hanya berupa bintik kecil. Namun, jika semua sarat optik telah mati, maka manusia akan mengalami kebutaan sepenuhnya. 

Gejala Glaukoma

Gejala glaukoma bervariasi, tergantung pada jenis dan stadium glaukoma. Namun, beberapa gejala umum glaukoma adalah bintik-bintik buta tidak merata di sisi penglihatan secara bertahap. Pada tahap selanjutnya, kesulitan melihat sesuatu dalam penglihatan sentral. 

Ketika sudah semakin parah, gejala yang muncul adalah sakit kepala parah, sakit mata yang parah, mual atau muntah, penglihatan kabur, lingkaran cahaya di sekitar lampu, dan kemerahan mata. Selain itu, mata kusam, penglihatan kabur, dan rabun jauh yang semakin parah juga menjadi gejala umum Glaukoma.

Pengobatan Glaukoma

1. Obat tetes mata

Dilansir dari Mayo Clinic, perawatan glaukoma bisa dimulai dengan resep obat tetes mata. Obat tetes mata dapat menurunkan tekanan di mata dan mencegah kerusakan saraf optik. Selain itu, obat tetes mata juga mampu mengurangi jumlah cairan yang dihasilkan mata. Biasanya, resep obat tetes mata meliputi prostaglandin, beta blockers, agonis alfa-adrenergik, penghambat karbonat anhidrase, penghambat Rho kinase, agen miotik atau kolinergik. 

2. Obat oral

Obat oral biasanya menjadi pendamping obat tetes mata. Obat ini biasanya merupakan inhibitor karbonat anhidrase. Kemungkinan efek samping termasuk sering buang air kecil, kesemutan di jari tangan dan kaki, depresi, sakit perut, dan batu ginjal.

3. Laser

Perawatan laser mungkin disarankan bila obat tetes mata tidak memperbaiki gejala glaukoma. Laser akan diarahkan dengan hati-hati ke bagian mata untuk menghentikan penumpukan cairan di dalamnya. Adapun jenis perawatan laser meliputi laser trabeculoplasty, perawatan laser siklodioda, dan laser iridotomi. 

4. Operasi

Langkah terakhir yang bisa dicoba adalah operasi. Ada beberapa jenis operasi yang dapat membantu cairan penyebab glaukoma mengalir keluar dari mata.

Itulah informasi mengenai penyakit glaukoma. Semoga bermanfaat ya, Sahabat Cantika.

Pilihan Editor: 7 Alasan Pentingnya Olahraga Setiap Hari

RINDI ARISKA | HENDRIK KHOIRUL MUHID

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."