Apa Itu Guilt Tripping dalam Hubungan? Ini Tanda dan Cara Meresponsnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi pasangan berbincang santai. Foto: Freepik.com/Our-Team

Ilustrasi pasangan berbincang santai. Foto: Freepik.com/Our-Team

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -Rasa bersalah atau guilt tripping berpotensi mengubah perilaku dan cara pandang ketika menjalani hubungan. Dalam beberapa kasus hal ini justru dimanfaatkan sebagai alat untuk memanipulasi seseorang baik pola pikir, perasaan, sehingga Anda selalu merasa bersalah terhadap orang tersebut.

Lantas, apakah guilt tripping berpontensi menghancurkan hubungan? Berikut informasi selengkapnya, yuk simak!

Pengertian guilt tripping

Melansir dari Heathline, guilt tripping akan menghalangi komunikasi yang sehat dan solusi dari tiap konflik hubungan dekat, seperti hubungan romantis, persahabatan, profesional atau keluarga.

Akibatnya, menyebabkan seseorang merasa bersalah atau membuatnya merasa bertanggung jawab untuk mengubah perilaku. Disengaja atau tidak, rasa bersalah menghalangi komunikasi yang sehat dan penyelesaian konflik, dan kerap memicu perasaan dendam, frustrasi serta membuat seseorang mudah dimanipulasi secara emosi.

Hal ini bisa jadi modus manipulasi yang kuat dari perilaku manusia, sehingga seseorang dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengubah cara orang lain berpikir, merasakan, dan berperilaku.

Contohnya, ketika seseorang dibuat merasa bersalah terkait hal yang telah dilakukan. Kemudian, rasa bersalah itu membuatnya rela melakukan sesuatu untuk mereka.

Biasanya, guilt tripping terjadi jika ada yang pernah membuatmu merasa bersalah atas sesuatu yang kamu lakukan.

Tanda-tanda guilt tripping yang dilakukan orang lain terhadap dirimu:

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."