5 Alasan Pentingnya Merendam Kacang Kenari sebelum Dimakan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi kacang kenari. Foto: Pixabay.com/LubosHouska

Ilustrasi kacang kenari. Foto: Pixabay.com/LubosHouska

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaMerendam kacang kenari sebelum dimakan merupakan praktik yang dilakukan sebagian orang karena berbagai alasan, terutama untuk meningkatkan daya cerna, menghilangkan rasa pahit, dan meningkatkan penyerapan gizi. Proses ini diyakini menawarkan manfaat kesehatan yang potensial. Yuk, kita telusuri alasan selengkapnya penting merendam kacang kenari sebelum dimakan.

1. Meningkatkan daya cerna

Salah satu alasan utama orang merendam kenari adalah untuk meningkatkan daya cernanya. Kacang mengandung penghambat enzim dan asam fitat, yang dapat membuat sebagian orang sulit mencernanya. Asam fitat mengikat mineral seperti kalsium, magnesium, dan seng, sehingga menghambat penyerapannya di dalam tubuh.

Merendam kacang-kacangan, termasuk kenari, dalam air selama beberapa jam atau semalaman diyakini dapat menurunkan kadar penghambat enzim dan asam fitat sehingga lebih mudah dicerna. Beberapa orang melaporkan mengalami lebih sedikit ketidaknyamanan pencernaan, seperti kembung atau gas, setelah mengonsumsi kenari yang direndam dibandingkan memakannya mentah atau tidak direndam.

2. Mengurangi rasa pahit

Kacang kenari mengandung senyawa alami, termasuk tanin, yang berkontribusi terhadap rasa pahitnya. Merendam kenari dalam air dapat membantu mengurangi rasa pahit dengan menghilangkan beberapa senyawa ini. Banyak orang menganggap kenari yang direndam memiliki rasa yang lebih lembut dan lebih enak dibandingkan kenari mentah. Hal ini sangat bermanfaat bagi individu yang sensitif terhadap rasa pahit atau menganggap kenari mentah tidak menarik.

3. Meningkatkan penyerapan gizi

Merendam kacang kenari juga dapat meningkatkan penyerapan nutrisi yang ada di dalamnya. Dengan mengurangi kadar asam fitat, perendaman dapat membantu melepaskan mineral terikat, menjadikannya lebih tersedia secara hayati untuk diserap di saluran pencernaan.

Hal ini mungkin sangat bermanfaat bagi individu yang kekurangan nutrisi atau mereka yang mengikuti pola makan nabati karena kacang-kacangan merupakan sumber mineral penting seperti zat besi, kalsium, dan seng. Namun, penting untuk diperhatikan bahwa dampak berendam terhadap penyerapan nutrisi dapat bervariasi tergantung pada faktor individu seperti kesehatan usus dan pola makan secara keseluruhan.

4. Mencegah kontaminan

Manfaat potensial lainnya dari merendam kenari adalah menghilangkan jamur, bakteri, dan kontaminan lain yang mungkin ada di permukaan kacang. Merendam kacang  kenari dalam air yang diberi tambahan garam atau cuka dipercaya dapat membantu mendisinfeksi dan membersihkan kacang, sehingga mengurangi risiko penyakit bawaan makanan.

Hal ini sangat penting jika kacang kenari tidak disimpan dengan benar atau jika ada kekhawatiran mengenai kesegarannya. Namun, penting untuk menggunakan air bersih yang telah disaring dan membuang kenari yang tampak berjamur atau busuk sebelum direndam.

5. Membuat kacang kenari lebih lunak untuk diolah

Kacang kenari yang direndam memiliki tekstur yang lebih lembut dibandingkan kenari mentah sehingga dapat bermanfaat untuk keperluan kuliner tertentu. Kacang kenari yang direndam dapat dengan mudah dicampur menjadi smoothie, saus, atau susu kacang, sehingga menghasilkan konsistensi yang lebih halus. 

Kacang kenari yang direndam juga dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk makanan penutup mentah, batangan energi, atau keju vegan, yang menginginkan tekstur yang lebih lembut. Beberapa resep mungkin secara khusus memerlukan kenari yang direndam untuk mendapatkan rasa dan tekstur yang diinginkan.

Pilihan Editor: 10 Manfaat Kacang untuk Kecantikan, Melawan Radikal Bebas hingga Melembutkan Kulit

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."