Ciri Nyeri Haid yang Perlu Diwaspadai, Mungkinkah Endometriosis?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
24_ksesehatan_ilustrasinyerihaid

24_ksesehatan_ilustrasinyerihaid

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaNyeri haid kerap dianggap remeh masyarakat. Banyak stigma yang menilai bahwa nyeri haid adalah hal yang sangat biasa. Akibatnya, baik orang tua dari remaja yang mengalami nyeri haid, atau bahkan perempuan dewasa akan menunda atau enggan berkonsultasi ke dokter soal masalah nyeri haid yang dialaminya. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Kanadi Sumapraja mengingatkan agar para orang tua dan perempuan Indonesia secara umum sebaiknya jangan menganggap remeh nyeri haid. "Nyeri haid bisa menjadi salah satu tanda munculnya endometriosis," katanya dalam diskusi bertema Terapi Jangka Panjang Dienogest menjadi Rekomendasi Kuat Pengelolaan Endometriosis 8 Maret 2024 di Jakarta. 

Kanadi menjelaskan beberapa ciri nyeri haid yang perlu diwaspadai masyarakat. Bila pasien merasakan nyeri haid seperti ini maka ada kemungkinan itu adalah indikasi dari endometriosis. Endometriosis menyerang 10 persen perempuan usia produktif di seluruh dunia dan terus menjadi kasus serius di tingkat Global dan Regional.

Endometriosis sendiri merupakan penyakit kronis progresif yang menyebabkan nyeri dan seringkali menyakitkan, di mana jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim5. Jaringan endometriosis bersifat seperti lapisan di dalam rahim, jaringan tersebut bisa menebal, rusak, dan berdarah setiap kali siklus menstruasi. Jaringan ini tumbuh di tempat yang bukan semestinya sehingga menimbulkan rasa sakit yang berlebihan. Endometriosis termasuk penyakit dengan kekambuhan tinggi, sehingga memerlukan terapi jangka panjang untuk menanganinya. Selain itu, juga diperlukan adanya diagnosa dini agar penyembuhan lebih cepat dan lancar.

Diskusi bertajuk 'Terapi jangka panjang dienogest menjadi rekomendasi kuat pengelolaan endometriosis' pada 8 Maret 2024/Cantika-Mitra Tarigan

Rasa nyeri yang melampaui batas toleransi selama periode menstruasi bisa jadi merupakan tanda munculnya endometriosis, kelainan yang terjadi karena jaringan endometrium - bagian rahim yang menjadi tempat menempel ovum atau sel telur setelah dibuahi- tumbuh pada bagian luar dinding rahim.

Kanadi menjelaskan nyeri haid bisa disebut dalam taraf yang sudah melampaui batas toleransi antara lain apabila sampai membuat pasien itu terpaksa tidak masuk sekolah atau kerja. Perempuan yang mengalami nyeri haid itu biasanya tidak untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-harinya. "Kalau dia sudah absen dan nggak bisa dtaang ke sekolah, artinya nyeri haid ini sudah kelewatan," kata Kanadi. 

Ciri lain adalah ketika si anak tetap datang ke sekolah atau memaksakan diri bekerja, namun ternyata ia tidak sanggup beraktivitas. "Orang hadir di lokasi, tapi dia tidak sanggup bergerak karena nyeri haid," katanya. Kondisi seperti ini pun perlu diwaspadai para guru dan orang tua murid. 

Kanadi mengatakan sering sekali terjadi anak perempuan akhirnya memutuskan untuk tetap datang ke sekolah, namun ketika diminta untuk lari keliling dan mengikuti program olahraga, akhirnya ia mundur. "Saat disuruh lari, mereka malah memilih untuk duduk saja. Itu sudah alarm. Nyeri seperti ini yang harus segera dikonsultasikanm," katanya. 

Kanadi pun tidak menyarankan agar para perempuan yang mengalami kondisi ini hanya tenggelam dan bergantung pada obat pereda nyeri saja. 

Menurut World Health Organization (WHO), Endometriosis dinyatakan sebagai penyakit kronis. Hingga kini, penundaan diagnosa Endometriosis diperkirakan mencapai 6-8 tahun. Endometriosis adalah penyakit jangka panjang dengan tingkat kekambuhan yang tinggi sebesar 67 persen. Berdasarkan konsesus Perhimpunan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Indonesia (HIFERI) tahun 2023, terapi hormonal dienogest jangka panjang menjadi rekomendasi kuat dalam menangani Endometriosis. Penelitian menunjukkan dienogest mampu mengurangi lesi dan nyeri (nyeri pelvis dan nyeri haid) yang berkaitan dengan endometriosis serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Di samping itu, Dienogest efektif dalam menjaga cadangan ovarium. Namun demikian, kepatuhan terhadap terapi ini sangat diperlukan agar pasien dapat memperoleh manfaat pengobatan dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, penting sekali agar pasien patuh terhadap pengobatan ini dan berkonsultasi kepada dokter spesialis kebidanan dan kandungan secara teratur.

Country Division Head Pharmaceuticals Bayer Indonesia Jeff Lai dalam sambutannya menjelaskan timnya berkomitmen meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien, salah satunya bagi pasien endometriosis. Data menunjukkan, endometriosis menyerang lebih banyak perempuan di Asia daripada negara-negara barat dan berdampak negatif bagi kesehatan serta kualitas hidup perempuan. "Oleh sebab itu, kami melihat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan bagi masyarakat, khususnya bagi perempuan Indonesia, terkait Endometriosis serta terapi yang paling tepat,” katanya.

Bayer, kata Jeff, berupaya menghadirkan penelitian dan pengembangan pilihan pengobatan baru untuk berbagai penyakit termasuk penyakit endometriosis. Dienogest merupakan terapi hormonal yang efektif dan inovatif, yang mampu menghilangkan rasa nyeri jika dijalani dengan komitmen jangka panjang. "Kami juga senantiasa melakukan edukasi melalui media agar kesadaran perempuan Indonesia semakin meningkat, sehingga Endometriosis pun bisa dideteksi sedini mungkin,” kata Jeff.

Pilihan Editor: Punya Keluhan Nyeri Haid? Tidak Selalu Disebabkan Endometriosis

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."