Ini Alasan Mengapa Urine Warna Kuning, Kata Penelitian

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi urine. Shutterstock

Ilustrasi urine. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Melihat warna urine bisa jadi parameter kesehatan. Idealnya, urine berwarna kuning. Dan, tahukah Anda baru-baru ini tim peneliti di Universitas Maryland dan National Institutes of Health (NIH) memaparkan alasan di balik urine berwarna kuning.

Apa Itu Urine?

Urine merupakan produk limbah cair yang dikeluarkan oleh ginjal sebagai hasil penyaringan darah. Terdiri dari air, elektrolit, dan produk sisa metabolisme, urine berfungsi sebagai mekanisme penting untuk menjaga keseimbangan internal tubuh dan menghilangkan zat berlebih.

Komponen utama urine adalah air, yang memfasilitasi pembuangan bahan limbah, termasuk urea, kreatinin, amonia, dan berbagai garam. Urea, produk sampingan dari metabolisme protein, memberikan urine bau khas seperti amonia.

Ginjal berperan penting dalam mengatur konsentrasi dan komposisi urine, memastikan pembuangan racun sambil mempertahankan nutrisi penting dan menjaga keseimbangan cairan.

Warna, bau, dan komposisi urine dapat menjadi indikator status hidrasi seseorang, kebiasaan makan, dan kesehatan secara keseluruhan. Produksi dan ekskresi urine yang teratur merupakan bagian integral dari detoksifikasi tubuh dan proses homeostatis, yang berkontribusi terhadap pemeliharaan fungsi fisiologis yang optimal.

Bilirubin Reduktase yang Menyebabkan Urine Warna Kuning

Para ilmuwan telah menemukan bahwa enzim mikroba, bilirubin reduktase bertanggung jawab memberi warna kuning pada urine. Rincian penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Microbiology.

Bilirubin reduktase adalah enzim yang terlibat dalam metabolisme bilirubin, pigmen kuning yang berasal dari pemecahan heme dalam sel darah merah.

Bilirubin reduktase mengkatalisis reduksi biliverdin, pigmen hijau, menjadi bilirubin, yang berwarna kuning. Konversi enzimatik ini merupakan langkah penting dalam proses katabolisme heme, yang terjadi di hati dan jaringan lain.

Bilirubin, setelah terbentuk, diproses lebih lanjut di hati dan dikeluarkan dari tubuh melalui empedu. Gangguan metabolisme bilirubin dapat menyebabkan penyakit kuning dan kondisi kesehatan lain yang berhubungan dengan ketidakseimbangan kadar bilirubin.

Cara Bekerja Urine

Ketika sel darah merah menurun setelah umur enam bulan, pigmen oranye terang yang disebut bilirubin diproduksi sebagai produk sampingan. Bilirubin biasanya disekresikan ke dalam usus, di mana ia akan diekskresi tetapi juga dapat diserap kembali sebagian.

Reabsorpsi berlebih dapat menyebabkan penumpukan bilirubin dalam darah dan menyebabkan penyakit kuning—suatu kondisi yang menyebabkan kulit dan mata menguning.

Begitu berada di usus, flora yang ada di dalamnya dapat mengubah bilirubin menjadi molekul lain. Mikroba usus mengkode enzim bilirubin reduktase yang mengubah bilirubin menjadi produk sampingan tidak berwarna yang disebut urobilinogen, yang kemudian secara spontan terdegradasi menjadi molekul yang disebut urobilin, yang bertanggung jawab atas warna kuning yang kita semua kenal, jelas para peneliti.

"Penemuan ini meletakkan dasar untuk memahami poros usus-hati,” kata rekan penulis studi dan Penyelidik NIH Xiaofang Jiang dikutip dari Times of India, Senin, 8 Januari 2023.

Sumbu usus-hati adalah sistem komunikasi dua arah antara saluran pencernaan dan hati, yang memainkan peran penting dalam menjaga homeostasis metabolik dan imun secara keseluruhan. Hal ini melibatkan pertukaran sinyal yang konstan, seperti produk mikroba, mediator inflamasi, dan nutrisi, antara usus dan hati. Mikrobiota usus memengaruhi fungsi hati, sedangkan hati, pada gilirannya, berdampak pada kesehatan usus.

Ketidakseimbangan pada sumbu ini telah dikaitkan dengan berbagai gangguan hati dan pencernaan, termasuk penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD) dan penyakit radang usus. Memahami dan memodulasi sumbu usus-hati mempunyai implikasi untuk mengembangkan intervensi terapeutik untuk kondisi ini.

"Penemuan enzim ini akhirnya mengungkap misteri di balik urine warna kuning,” kata penulis utama studi tersebut, Brantley Hall, asisten profesor di Departemen Biologi Sel dan Genetika Molekuler Universitas Maryland. “Sungguh luar biasa bahwa fenomena biologis sehari-hari tidak dapat dijelaskan dalam jangka waktu yang lama, dan tim kami sangat bersemangat untuk dapat menjelaskannya.”

Pilihan Editor: 5 Makanan Ini Bikin Urine Bau

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."