Ketahui Penyebab Demam Tifoid, Gejala dan Pencegahannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Demam. Pixabay.com/Anastasia Gepp

Demam. Pixabay.com/Anastasia Gepp

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Cuaca panas dan polusi udara yang meningkat bisa meningkatkan kasus demam tifoid karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan. Hal itu diungkap oleh Ketua pencegahan infeksi dan kontrol, Komite Kontrol Resistan Antimikroba RS Cipto Mangunkusumo Dr.dr Ari Prayitno.

"Tangan kita menyentuh sesuatu masuk ke mulut enggak cuci tangan atau cuci tangan enggak benar ditambah udara kering mempermudah kontaminasi dan penyebaran kuman sehingga infeksi lebih mudah masuk ke pencernaan," ucap Ari dalam diskusi "Demam Tifoid pada Anak" secara daring di Jakarta, Kamis, 26 Oktober 2023.

Sebagai informasi, demam tifoid terjadi ketika seseorang akibat menyantap makanan dan minuman tak higienis dan mengandung bakteri Salmonella thyphi.

Maka dari itu, dia mengatakan untuk masyarakat agar lebih berhati-hati pada penyakit yang berkembang melalui transmisi udara dan kontaminasi pada makanan.

Kebiasaan mencuci tangan yang kurang akan mempermudah kuman masuk ke makanan yang sudah terkontaminasi dari tangan yang kotor sehingga menyebabkan infeksi demam tifoid.

"Jumlahnya nggak sedikit, tapi banyak dan itu bisa menyebabkan penyakit demam tifoid lebih mudah menginfeksi," katanya.

Dokter lulusan fakultas kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan demam tifoid banyak menyerang sistem pencernaan, sehingga jangan terkecoh tangan yang terlihat bersih dan jangan malas untuk menjaga kebersihan tangan dengan antiseptik atau cuci tangan dengan air bersih.

Selain itu masyarakat juga perlu memperhatikan kontaminasi saluran tinja yang masuk pada saluran air yang dikonsumsi. Hal itu, kata Ari, juga akan mempermudah menyebarnya kuman penyebab demam tifoid. 

Perbedaan Demam Biasa dan Demam Tifoid

Demam biasa berlangsung di bawah satu minggu, dan kemungkinan penyebabnya beragam mulai dari radang tenggorokan, radang di saluran kemih, radang di telinga tengah dan saluran cerna.

Demam tifoid biasanya berlangsung lebih dari satu minggu dengan adanya gejala di saluran cerna seperti muntah, mencret, buang air besar susah dan jarang.

Selain itu, jika anak sudah masuk usia sekolah dengan sering makan di luar meskipun kebersihan di rumah terjaga, baru bisa dikerucutkan mengarah ke demam tifoid.

Namun diagnosis pastinya, perlu pemeriksaan dokter dan pemeriksaan serologi, baik widal atau tubeks dengan mendeteksi salmonela melalui laboratorium. Sampel pemeriksaan tersebut diambil melalui darah, urin atau sumsum tulang.

Gejala Demam Tifoid

Gejala yang dialami sangat bervariasi mulai dari ringan hingga berat yang mengancam jiwa. Pasien umumnya mengalami mual, muntah, diare, diare berdarah, sulit buang air besar (BAB), lemas, demam yang semakin hari semakin tinggi, batuk kering.

Gejala lainnya yakni kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan dan muncul ruam pada kulit berupa bintik berwarna merah.

Untuk kategori berat, gejalanya usus bocor, zat-zat racun sampai ke otak, dan tidak sadarkan diri.

Di sisi lain, ada juga orang yang semata menjadi pembawa (carrier) dan tidak mengalami gejala apapun namun tubuhnya sudah terkontaminasi bakteri penyebab demam tifoid.

Makanan yang Sebaiknya Disantap saat Demam Tifoid

Pada pasien demam tifoid, dokter Ari menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan tidak membutuhkan kontraksi usus yang kuat.

Selain itu, saat demam, fungsi metabolisme tubuh juga akan terganggu sehingga perlu makanan yang mudah diserap tubuh.

Dia juga menambahkan untuk banyak mengonsumsi air agar tidak sulit buang air besar namun juga perlu diperhatikan jangan sampai terjadi diare.

“Jangan juga makanan yang memadatkan masa tinja nanti akan susah untuk mereka yang konstipasi, prinsipnya kurangi makanan berserat dan berlemak terutama masih demam, banyak konsumsi air minum jangan sampai kurang tapi juga jangan sampe diare,” ucap dokter Ari.

Pencegahan Demam Tifoid

Demam tifoid bisa dihindari dengan upaya memperbaiki kebersihan lingkungan dan menjaga kebersihan sanitasi agar bisa terhindar dari risiko tifoid yang menyebabkan komplikasi.

"Sanitasi yang buruk harus diperbaiki, kekurangan air minum yang aman harus diperbaiki karena ini mempengaruhi higienitas dari hidup seseorang atau sekelompok orang," ucap Ari.

Dia menambahkan pentingnya melakukan vaksinasi untuk demam tifoid juga perlu dilakukan terutama yang berada di daerah endemis agar terhindar dari beratnya gejala dan komplikasi.

Vaksin diberikan pada anak usia 2 tahun dan diulang pada usia 3 tahun sebanyak 1 kali pemberian melalui tetes lewat mulut dan suntik dengan dua macam yaitu polusakarida untuk anak usia di atas 2 tahun dan conjugate untuk di bawah 2 tahun.

Jika anak mengalami demam lebih dari satu minggu dan ada riwayat anggota keluarga di rumah mengalami demam tifoid, segera kunjungi fasilitas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pilihan Editor: Jangan Panik saat Anak Sakit, Simak Tips yang Bisa Orang Tua Lakukan Berikut Ini

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."