Orang Tua Perlu Waspadai Gejala DBD pada Anak, Ini Cirinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi anak demam. webmd.com

Ilustrasi anak demam. webmd.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perwakilan dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia Erni Juwita Nelwan mengatakan masyarakat perlu mengenali sejumlah tanda demam berdarah dengue (DBD) agar penyakit tidak semakin berat. Salah satu risiko demam berdarah yang perlu sangat diwaspadai adalah adanya perdarahan.

Perdarahan akibat DBD bukan mimisan atau bintik-bintik merah pada kulit. "Misalnya buang air kecilnya seperti kemerahan atau menstruasi yang terus menerus tidak bisa terkontrol dalam kondisi demam, itu harus hati-hati," ujar Erni dalam diskusi publik tentang “Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga terhadap Ancaman Dengue/DBD" di Jakarta, Rabu 18 Januari 2024.

Tanda lain DBD yang juga perlu diperhatikan yakni pasien mulai tidak konsentrasi atau mengalami penurunan kesadaran yang bisa ditandai dengan sulit diajak berkomunikasi serta mengalami nyeri perut luar biasa atau abdominal pain.

DBD disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang sangat identik dengan musim hujan. Kala nyamuk menggigit manusia, virus masuk ke dalam tubuh dan menstimulasi sistem imun.

Setelah empat sampai tujuh hari gigitan, dia akan mengalami gejala DBD, salah satunya demam tinggi. Erni mengatakan kondisi demam tinggi yang mendadak perlu dicurigai sebagai DBD, walaupun belum ada anggota keluarga yang terkena penyakit itu.

"Yang mesti dilihat justru tetangga dekat rumah, karena biasanya kasus demam berdarah ada di satu lingkungan. Jadi, kalau sudah mulai, salah satu indikator mulai ada fogging (pengasapan), jangan-jangan sudah ada yang mulai kena demam berdarah," kata Erni.

Pada saat demam, kata Erni, masyarakat disarankan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan agar mendapatkan diagnosis sejak awal. Demam pertanda DBD bisa mencapai 40 derajat Celcius dan tidak disertai gejala bersin atau batuk.

Gejala lain DBD meliputi nyeri otot, sakit kepala luar biasa, mual dan muntah serta kelelahan. Kemudian, khusus anak, Erni mengingatkan orang tua perlu mewaspadai bila mereka mengalami demam tinggi dan tidak bisa menerima cairan. "Jadi, dikasih minum, muntah, sudah enggak mau makan. Ini kita harus lebih hati-hati terlepas apapun penyebab demamnya karena fase demam tinggi menyebabkan dehidrasi," kata Erni.

Demam berdarah bisa menyebabkan kebocoran plasma yang mengandung air, gula, dan elektrolit dari dalam pembuluh darah ke jaringan sekitarnya. "Ini akan menyebabkan cairan pindah, kalau pada anak tidak bisa minum makan bisa menjadi sesuatu yang berbahaya, mungkin bisa langsung mencari pertolongan ke rumah sakit atau dokter," kata Erni.

Pilihan Editor: Kenali Gejala DBD, Waspada Fase Kritisnya

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."