Sahabatan dari Kecil, Begini Cara Cindy Angelina dan Kezia Trihatmanto Bangun Bisnis Bareng

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
(dari kiri) Kezia Trihatmanto, Co-founder dan CPO ESQA Cosmetics dan Cindy Angelina, Co-founder dan CEO ESQA Cosmetics. Foto: Dok. ESQA Cosmetics

(dari kiri) Kezia Trihatmanto, Co-founder dan CPO ESQA Cosmetics dan Cindy Angelina, Co-founder dan CEO ESQA Cosmetics. Foto: Dok. ESQA Cosmetics

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Cindy Angelina dan Kezia Trihatmanto adalah sosok di balik lahirnya ESQA Cosmetics tujuh tahun lalu. Dalam merintis bisnis komestik, duo sahabat ini mengutamakan sikap saling menghargai tugas masing-masing dalam bekerja sama.

"Aku sama Kezia sudah seperti sister (saudara). Kami temenan dari Taman Kanak-kanak lalu satu sekolah hingga universitas. Sekarang kerja bareng. Jadi, kami respect strength each others (menghargai keunggulan masing-masing dalam bekerja)," kata Cindy selaku pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) ESQA Cosmetics kepada Cantika, Rabu, 25 Oktober 2023.

Hal itu diamini Kezia selaku pendiri sekaligus Chief Product Officer (CPO) ESQA Cosmetics. Mereka berbagi peran sesuai keunggulan masing-masing dan saling melengkapi

"Strength Cindy sebagai CEO, dia kreatif, branding, and marketing cocok. Aku memang latar belakang keuangan dan aku suka banget makeup dari dulu. Jadi, aku yang develop product (membuat ide produk), supply chain (rantai pasok), dan finance. Jadi memang benar-benar terbagi banget tugasnya," jelas Kezia.

"Melengkapi satu sama lain, apa yang tidak ada di aku, ada di Kezia, begitu pula sebaliknya. Jadi, cocok banget," timpal Cindy.

Cara Mengatasi Perbedaan Pendapat 

Sama seperti pemilik bisnis lainnya dan karyawan saat bekerja dalam tim, adakalanya Cindy dan Kezia berbeda pendapat. Itu hal wajar yang terjadi ketika lebih dari satu kepala merumus suatu hal dan ingin memberikan yang terbaik. Ketika hal itu terjadi, keduanya menganggap itu salah satu proses menajamkan pemikiran untuk mengembangkan merek lebih baik dari sebelumnya.

"Pasti ada argumen, harus menghargai pekerjaan satu sama lain. Dan kami tidak pernah mencampur bisnis dengan kehidupan personal," ujar Cindy.

"Yang penting argumen itu untuk push forward to make brand even better (membuat merek lebih berkembang dan maju)," jelas Kezia.

Rumus Eksistensi ESQA Cosmetics

Menurut Cindy dan Kezia, menjaga kualitas produk salah satu kunci ESQA bertahan di tengah maraknya merek kosmetik lokal yang terus bertumbuh.

"Kualitas produk itu nomor satu. Mau marketing dan budget segede apa pun, orang akan beli sekali. Tapi bagaimana cara orang beli lagi dan kembali ke merek kita, kuncinya di kualitas produk," kata Kezia.

Dan menjawab kebutuhan pelanggan atau customer juga faktor penting dalam menjaga eksistensi bisnis. Menurut Cindy, dengan membaca kebutuhan pelanggan, ESQA tumbuh secara signifikan sebanyak 600 persen di masa pandemi. Mereka fokus merilis koleksi riasan di area mata.

"Kami selalu menjawab kebutuhan customer, dari produk, strategi pemasaran, itu benar-benar relevan dengan pelanggan  kami. Kenapa kami bisa berkembang mencapai 600 persen saat pandemi, karena mendengarkan customer," jelas Cindy.

"Saat itu orang pakai masker, ga mungkin kami rilis produk pewarna bibir, jadi kami mengeluarkan produk yang dibutuhkan customer saat itu, yaitu koleksi riasan area mata," timpal Cindy.

Cindy dan Kezia mengatakan target pasar mereka adalah generasi milenilal dan Z.

Ditanya soal jumlah karyawan, mereka berkisah awalnya memiliki satu orang, kini sudah hampir 70 orang dan terus berkembang.

Lewat ESQA Cosmetics, Cindy Angelina dan Kezia Trihatmanto berkomitmen memberikan produk kosmetik berkualitas sama seperti produk kosmetik mewah lainnya dengan harga terjangkau.

Pilihan Editor: Mengulik Bisnis Fashion BLZR.ID, Dirintis Kakak Adik yang Terinspirasi Toko Jas Sang Ayah

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."