Benarkah Konsumsi Keju Bisa Menurunkan Berat Badan? Simak Penjelasannya Berikut Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi keju cheddar. Foto: Freepik.com/Jcomp

Ilustrasi keju cheddar. Foto: Freepik.com/Jcomp

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat orang berusaha menurunkan berat badan, mereka menghadapi tugas yang hampir tidak mungkin, yaitu menahan diri dari makanan enak dalam hidup seperti pasta, cokelat, dan terutama keju. Namun, ada kabar baik!  Anda tidak perlu lagi menghindari keju gouda, mozzarella atau parmesan yang Anda gemari untuk mencapai tujuan kebugaran Anda.

Menurut hasil penelitian, keju dapat membantu Anda menurunkan berat badan.  Tim peneliti dari Universitas Aarhus di Denmark menemukan bahwa meskipun orang Prancis banyak mengonsumsi keju, mereka memiliki kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya. Meskipun mereka mengonsumsi 23.9 kg keju per tahun, orang Prancis memiliki lebih sedikit kasus penyakit jantung koroner dan harapan hidup yang mencapai 82 tahun. 

Sementara itu, orang Britania Raya menderita dua kali lipat lebih banyak penyakit kardiovaskular dengan harapan hidup 81 tahun, namun hanya mengonsumsi 11.6 kg keju setiap tahunnya. Fenomena aneh ini dikenal sebagai "Paradoks Prancis." Perempuan Prancis memiliki harapan hidup tertinggi di Eropa, yaitu mencapai 85.3 tahun, sedangkan perempuan Inggris memiliki harapan hidup 82.3 tahun.

Seorang ilmuwan pangan bernama Hanne Bertram dari Universitas Aarhus di Denmark melakukan uji coba terhadap teorinya dengan membandingkan sampel urine dan tinja dari 15 pria. Mereka diberi diet yang mengandung keju atau susu, atau diet yang mengandung mentega tetapi tidak ada produk susu lainnya.

Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi keju memiliki kadar asam butirat yang lebih tinggi. Asam butirat adalah senyawa yang telah terhubung dengan penurunan risiko obesitas dan peningkatan metabolisme.

Kadar asam butirat yang lebih tinggi ini terkait dengan penurunan kadar kolesterol. Dan yang lebih menakjubkan lagi, konsumsi anggur merah juga bermanfaat untuk kesehatan.
Lalu, apa yang menyebabkan hal ini? Apakah orang Paris merupakan hal aneh? Ternyata tidak.

"Hasil pengamatan menunjukkan bahwa konsumsi anggur merah saja tidak bisa menjelaskan fenomena paradoks ini. Mungkin beberapa komponen lain dalam diet khas orang Prancis yang berkontribusi terhadap penurunan angka kematian akibat penyakit jantung," kata para peneliti dalam studi terkait. "Kami berhipotesis bahwa konsumsi keju, terutama varian keju yang berjamur, bisa menjadi faktor dalam fenomena paradoks Prancis."

Para ilmuwan menemukan bahwa keju Prancis, yang dikenal karena jamur dan urat hijaunya, memiliki sifat anti-inflamasi tertentu. Dengan menggunakan teknologi baru, para peneliti menemukan bahwa sifat anti-inflamasi ini paling efektif saat keju tersebut, salah satu yang tertua di dunia, telah matang.

Sifat-sifat keju biru, yang umumnya diolah di wilayah selatan Prancis, ditemukan paling efektif dalam lingkungan asam dalam tubuh, seperti lapisan perut atau permukaan kulit. Pengasaman juga merupakan proses umum yang menyertai peradangan, seperti pada sendi yang terkena arthritis atau plak khusus pada dinding arteri.

Pilihan Editor:

Cara Mengolah Keju Cheddar Menurut Chef Devina Hermawan

IVANA FELYSITASWATI PALLA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."