Tips Mencegah Obesitas pada Anak, Mulai dari Pengaturan Jadwal Makan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi camilan manis atau permen (Pixabay.com)

Ilustrasi camilan manis atau permen (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sahabat Cantika, mungkin masih ingat dengan viralnya berita Balita laki-laki bernama Muhammad Kenzi Alfaro berusia 1 tahun 6 bulan di Desa Pusaka Rakyar, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi karena mengalami obesitas beberapa. Kenzi kini memiliki berat badan 27 kilogram.

Bayi obesitas itu saat lahir berbobot 4 kilogram. Ibu Kenzi, Pitriah, mengatakan sejauh ini anaknya itu pola makannya normal dan tidak berlebihan. Kenzi juga hampir tidak pernah sakit. Kenzi sempat mengonsumsi susu kental manis karena perekonomian keluarga yang sulit. Ayah Kenzi hanya seorang pekerja serabutan dan ibu Kenzi, ibu rumah tangga.

Mencermati berita tersebut cantika menurunkan ulasan terkait bahaya obesitas pada anak dari segi nutrisi, terlebih masih ada stigma di masyarakat kalau gemuk identik dengan lucu dan menggemaskan. Hal tersebut dibenarkan Psikolog Anisa Cahya Ningrum, menurutnya memang masih banyak berkembang di masyarakat tentang anggapan bahwa anak yang gendut, adalah anak yang sehat. 

"Karena anak yang gendut akan terlihat lucu dan menggemaskan. Bahkan ada yang merasa, bahwa memiliki anak yang gendut, berarti telah berhasil memberikan asupan gizi yang baik, sehingga patut dibanggakan," ucapnya saat dihubungi melalui pesan instan kepada Cantika, Sabtu, 25 Januari  2023. 

Hal tersebut, lanjut Anisa tentu menyesatkan. Anak yang sehat adalah anak yang memiliki berat badan yang cukup dan seimbang, serta proporsional, sesuai dengan milestone perkembangan di usianya.

Obesitas pada anak biasanya akan mengalami kesulitan dalam menggerakkan tubuhnya, sehingga kemampuan gerak motoriknya menjadi tidak optimal. Hal ini bisa menimbulkan keterlambatan perkembangan.

"Selain itu, anak yang obesitas juga berpotensi untuk mengalami masalah kejiwaan, karena bisa saja mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-teman atau lingkungannya. Misalnya, karena tidak kuat berlari, lalu teman-teman mengolok-oloknya, sehingga anak menjadi rendah diri, dan bahkan bisa mengalami depresi," tambahnya. 

Asupan makanan pemicu obesitas, memang perlu dikontrol jumlah dan frekuensinya agar tidak berlebihan dikonsumsi oleh anak. Orang tua perlu melakukan pendekatan sejak dini, agar anak terbiasa memiliki pola makan yang baik.

Lantas, apa yang perlu dilakukan oleh orang tua untuk sebagai tips mencegah obesitas pada anak: 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."