4 Penyebab Kerusakan Rambut dan Cara Mengatasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi rambut rusak. Shutterstock.com

Ilustrasi rambut rusak. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jika Anda sering berganti gaya rambut, mewarnai rambut, menggunakan alat panas, atau menjalani perawatan kimia lainnya, kerusakan rambut tidak dapat dihindari. Di antara stres, pola makan, dan cara Anda merawat rambut yang kurang tepat, ada penyebab kerusakan rambut yang perlu Anda ketahui.

Jika Anda melihat rambut Anda terlihat lebih tipis atau terlihat sedikit bercabang ujung, Anda mungkin mengalami beberapa kerusakan rambut, dan meskipun kerusakan dapat berkisar dari halus hingga ekstrem, ada beberapa cara untuk memperbaiki kerusakan dan mengembalikan rambut Anda seperti semula. keadaan sehat.

“Kerusakan rambut persis seperti yang terdengar, rambut yang patah karena titik lemah pada helai rambut,” kata dokter kulit bersertifikat ganda, Tiffany Libby, dikutip dari Women's Health, Rabu, 5 April 2023.

Berikut ini penyebab utama kerusakan rambut dan cara mengatasinya menurut dokter kulit

Penyebab Kerusakan Rambut

Kerusakan rambut bisa menjadi kondisi yang diturunkan atau, lebih umum, karena trauma fisik atau kimiawi pada rambut, menurut jelas dokter kulit bersertifikat, Ramya Garlapati. Beberapa contoh trauma fisik dan kimia meliputi seperti berikut.

1. Penataan Rambut dengan Alat Panas

Panas dapat memutuskan ikatan sementara di korteks batang rambut dan sebagai efek samping yang tidak diinginkan, kutikula rambut, yang merupakan lapisan pelindung luar, menjadi rusak. Ketika kutikula rusak, rambut Anda dapat dengan mudah patah, menyebabkan ujung bercabang, dan rambut rontok.

2. Perawatan Kimia

Menurut Dr. Garlapati, perawatan seperti pelemas dan pewarna kimia dapat merusak batang rambut dan mengubah komposisi kimiawi rambut, menjadikannya lebih lemah dan lebih rentan terhadap kerusakan dan ujung bercabang.

3. Menyisir Rambut Basah

Sering menyisir dapat merusak rambut, terutama saat basah. “Menyisir rambut basah secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kerusakan, karena rambut lebih rapuh dan rentan rusak saat basah," jelas Dr. Libby.

Baca juga: 8 Kesalahan Umum dalam Merawat Rambut

4. Gaya Rambut Terlalu Ketat

Gaya rambut ketat seperti kepang, kuncir kuda, dan sanggul sering kali dapat menarik folikel rambut dan menyebabkan jaringan parut permanen dan rambut rontok.

Cara Mengatasi Kerusakan Rambut

Menurut Dr. Libby, tidak ada cara untuk memperbaiki helai rambut yang sudah rusak, namun ada cara untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

"Gunakan sampo yang lembut dan bebas sulfat, karena sulfat dapat menghilangkan minyak alami rambut dan menyebabkan kerusakan rambut lebih lanjut," kata Dr. Garlapati.

Rambut yang rusak dapat memperoleh manfaat besar dari kondisioner atau masker tanpa bilas, karena perawatan ini sering kali menampilkan bahan-bahan bergizi yang dapat membantu rambut rusak kembali ke keadaan sehat.

Jika Anda yakin kerusakan rambut Anda disebabkan oleh panas, pewarnaan berlebihan, atau perawatan kimia lainnya, masker perbaikan rambut mungkin merupakan produk yang ideal untuk ditambahkan ke dalam rangkaian produk Anda. Produk tersebut mengandung protein yang bermanfaat untuk membangun kembali ikatan yang rusak di dalam helai rambut.

Alangkah bijaknya untuk membatasi penggunaan alat panas seperti alat pengeriting rambut, pelurus rambut, dan pengering rambut paling banyak seminggu sekali. Jika kepang adalah gaya rambut favorit Anda, coba batasi seberapa sering Anda melakukannya (mungkin tiga hingga empat kali setahun) dan cobalah untuk tidak memakainya lebih dari empat hingga lima minggu sekaligus jika memungkinkan. Jika Anda sering menata rambut dengan kuncir kuda atau sanggul, pastikan Anda memberi rambut Anda waktu untuk bernapas di waktu senggang.

Pilihan Editor: 4 Cara Melindungi Kesehatan Rambut dari Polusi Udara

WOMEN'S HEALTH

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."