Eating Disorder Mengganggu Siklus Menstruasi Remaja, Menurut Ahli

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya

Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Masa remaja ialah momen di mana berbagai perubahan fisik dan psikis terjadi, salah satunya ialah mulainya siklus menstruasi remaja.  Ahli Endokrinologi Anak Dokter Frida Soesanti mengungkapkan eating disorder atau gangguan makan bisa mengganggu siklus menstruasi dan berdampak buruk bagi kesehatan remaja putri.

Gangguan makan yang dimaksud dikenal dengan nama ilmiah Anoreksia nervosa dan biasanya dialami remaja karena ketakutan memiliki kelebihan berat badan. "Jadi cukup banyak pasien itu mengalami eating disorder (anoreksia nervosa) dan akhirnya mengganggu menstruasi. Biasanya mereka mau mengikuti standar di media sosial menjadi kurus," kata Frida dalam siaran langsung di Instagram Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Indonesia, Senin, 3 April 2023. 

Frida menjelaskan gangguan makan tentunya membuat tubuh remaja menjadi kekurangan gizi serta berat badan yang akhirnya berdampak pada gangguan siklus menstruasi.

Padahal dalam kondisi normal, siklus menstruasi wanita dapat terjadi setiap bulannya dengan syarat tubuh minimal memiliki 20 persen lemak. Namun saat seorang remaja putri mengalami gangguan makan, biasanya tubuhnya tidak memiliki lemak yang cukup sehingga tubuhnya tidak mampu bekerja dengan optimal.

Ketika remaja mengalami gangguan menstruasi, kinerja hormon yang berada di dalam tubuhnya menjadi tidak seimbang dan berdampak pada kesehatan lainnya.

Frida mencontohkan salah satu masalah hormon yang mungkin timbul pada remaja putri dengan gangguan menstruasi ialah osteoporosis.

"Hormon estrogen yang harusnya dihasilkan tubuh memiliki fungsi antiosteoporosis alami bagi wanita. Ketika hormon itu tidak dihasilkan maka akhirnya tulang remaja tersebut jadi lebih rapuh," ujarnya.

Untuk mengatasi gangguan menstruasi tersebut maka, menurut Frida, diperlukan penanganan yang tepat tidak hanya dari dokter spesialis endokrin tapi juga membutuhkan pendampingan dari dokter anak, ahli gizi, psikolog serta psikiater.

Dengan demikian, remaja putri tersebut bisa menyembuhkan gangguan makannya sekaligus berangsur memperbaiki siklus menstruasi menjadi teratur kembali.

Frida juga menyarankan bagi para orang tua agar dapat sering berkomunikasi dengan remaja putrinya untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi sang buah hati saat menghadapi masa puber termasuk menghadapi menstruasi.

"Orang tua juga harus sering ajak ngobrol anaknya, karena ternyata di masa sekarang ini penyebab gangguan menstruasi pada remaja banyak terjadi karena mental health problem. Jadi kita bantu remaja putri ini memahami perubahan di dalam dirinya," ujar Frida.

Pilihan Editor: Salah Kaprah Orang Tua Memahami Tanda Puber Remaja Putri

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."