Pentingnya Inovasi dalam Atasi Masalah Gizi Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Hardinsyah pada konferensi pers Program

Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Hardinsyah pada konferensi pers Program "Sarapan Berisi" by Blue Band dalam Memperingati Pekan Sarapan Nasional 2023, Rabu 15 Februari 2023 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Hardinsyah, mengatakan penting sekali agar semua pihak untuk mengambil peran dalam masalah gizi anak. Pihak pemerintah, kata Hardinsyah, bisa membantu mengedukasi mengenai pentingnya gizi lewat berbagai inovasi dan intervensi, menggaungkan penyebarluasan informasi yang terstruktur, dan pemberdayaan agen-agen perubahan hingga ke tingkat terkecil di masyarakat, kata ahli pangan.

"Kita punya Hari Gizi Nasional yang bisa terus digaungkan lewat media-media massa ke seluruh lapisan masyarakat. Selain hal-hal yang sifatnya seremonial, kita juga harus berkolaborasi hingga tingkat terkecil dalam masyarakat agar teredukasi dengan baik soal gizi," kata Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, PERGIZI PANGAN Indonesia, Hardinsyah, pada acara konferensi pers Program “Sarapan Berisi” by Blue Band dalam Memperingati Pekan Sarapan Nasional 2023, Rabu 15 Februari 2023 di Jakarta.

Hardinsyah mengatakan PERGIZI PANGAN Indonesia memiliki program webinar yang sejak tiga tahun terakhir konsisten memberikan edukasi kepada ratusan peserta. Organisasi itu juga berkolaborasi dengan tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di beberapa provinsi, yang bisa melibatkan 2 ribu orang ibu-ibu.

"Ini tentu bagus sekali dan harus lebih dibumikan agar mencapai tingkat Posyandu, RT, dan RW. Di sinilah peran pemerintah menjadi penting karena memiliki infrastruktur seperti Puskesmas, kader-kader di Posyandu, atau pendamping di BKKBN yang bisa memberikan intervensi," kata Hardinsyah.

Inovasi juga bisa dilakukan oleh pihak sekolah. Hardinysah mencontohkan keterlibatan pihak sekolah di Singapura untuk mengatasi masalah kelebihan berat badan. Tim sekolah sudah mengambil kebijakan untuk menambah satu jam pelajaran bagi siswa yang memiliki masalah kelebihan berat badan pada anak. Tambahan jam pelajaran itu dilakukan untuk menambah latihan fisik bagi anak itu. "Soal ini, orang tua ikut tanda tangan untuk menyetujui kebijakan ini. Maka, satu jam di akhir pelajaran, khusus bagi anak-anak yang kelebihan berat diberikan latihan fisik. Meskipun secara psikologi mungkin ada konflik karena orang nggak boleh dipisah-pisah, tetapi pemerintah dan sekolah di sana melakukan itu dan berhasil," katanya.

Memang di Indonesia masalah gizi anak masih beragam. Ada masalah stunting, ada pula masalah kekurangan berat badan, serta masalah kelebihan berat badan. Hardinsyah mengatakan program pemerintah untuk mengatasi stunting dan kekurangan berat badan semakin terlihat. "Buktinya, angka anak stunting dan kekurangan berat badan, semakin menurun. Masalahnya justru anak dengan kelebihan berat badan jumlahnya semakin banyak," katanya.  

Anak kelebihan berat badan bila tidak diatasi sejak dini bisa berujung pada penyakit diabetes. Dampak jangka panjang penyakit diabetes semakin banyak.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan bahwa jumlah penderita diabetes anak di Indonesia mencapai 1.645 orang per Januari 2023. Kasus diabetes melitus tipe 1 pada anak-anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sepanjang periode 2010 hingga 2023 mengacu pada laporan dari 13 kota di Indonesia.

Pilihan Editor: Tantangan Memenuhi Gizi Anak, Protein Hewani Kerap Terlupakan

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."