16 Makanan dan Minuman untuk Pembangkit Mood

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya

Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada banyak cara untuk meningkatkan suasana hati atau mood. Contohnya, berolahraga, menghabiskan waktu di luar ruangan pada siang hari, dan bermain dengan hewan peliharaan seperti kucing dan anjing dapat membantu meningkatkan mood kamu. Bukan cuma itu, ada pula sejumlah makanan dan minuman pembangkit mood, menurut dokter dan penelitian. Berikut 16 di antaranya.

1. Salmon dan Tuna Albacore

Ilustrasi ikan salmon. Foto: Unsplash/Caroline Attwood

Ikan berlemak seperti salmon dan tuna kaya asam lemak omega-3 yang bermanfaat untuk jantung dan otak.

“Berlimpahnya asam lemak omega-3 dalam ikan seperti salmon dan tuna albacore dapat berkontribusi untuk meningkatkan mood dan mitigasi depresi melalui dampak lemak omega-3 sebagai molekul pensinyalan anti-inflamasi, dan dalam peran strukturalnya di otak,” ujar Casey Means, dokter professional Stanford dan editor rekanan dari International Journal of Disease Reversal and Prevention.

Ia juga berpendapat bahwa penting untuk diingat bahwa 60 persen jaringan otak kita terbuat dari lemak, jadi pilihan lemak yang akan kita masukkan ke dalam makanan yang dikonsumsi akan berdampak pula bagi struktur dan fungsi otak.

Menurut data ilmiah pada tahun 2016, docosahexaenoic acid (DHA) dan eicosapentaenoic acid (EPA) dapat membantu memodulasi mekanisme persinyalan sel otak, termasuk jalur dopaminergik dan serotonergik.

Dengan kata lain, salmon dan tuna mampu meningkatkan mood. Jika kamu bukan penggemar ikan salmon ataupun tuna, atau mungkin alergi ikan, kamu bisa mendapatkan asam lemak omega-3 dari biji-bijian seperti biji rami ataupun tahu.

    2. Cokelat Hitam

    Ilustrasi cokelat hitam. Foto: Pixabay.com/Jackmac34

    Cokelat hitam mampu menaikkan mood kita ketika sedang sedih. “Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi cokelat hitam dikaitkan dengan kemungkinan lebih rendah alami gejala depresi. Individu yang mengonsumsi cokelat hitam dalam jumlah yang tinggi memiliki kemungkinan 57% lebih rendah untuk mengalami gejala depresi daripada mereka yang tidak mengonsumsi cokelat hitam,” ungkapnya.

    Hal ini berkaitan dengan bahan kimia yang terkandung dalam cokelat hitam yang disebut polifenol kakao. Kandungan tersebut merupakan antioksidan kuat. Selain itu, ada juga bahan psikoaktif di dalam cokelat hitam yang mampu menghasilkan perasaan positif.

    3. Makanan Fermentasi

    ilustrasi kimchi (pixabay.com)

    Selain menyehatkan usus, makanan fermentasi seperti sauerkraut, yogurt, dan kimchi termasuk makanan pembangkit mood. Menurut beberapa penelitian, makanan probiotik tersebut menghasilkan serotonin, yakni hormon yang bertanggung jawab untuk meningkatkan mood.

    “Satu studi menunjukkan bahwa individu dengan asupan makanan probiotik tertinggi memiliki kemungkinan lebih rendah secara signifikan untuk keparahan depresi dan depresi klinis, dan dilaporkan efek ini lebih kuat pada pria,” tutur Dr. Means.

    4. Kacang Brazil

    Kacang Brazik. Freepik.com/Racool Studio

    Kacang Brazil adalah salah satu sumber selenium yang berperan fungsional dalam tubuh termasuk dalam pembentukan protein yang merupakan kunci dari kekebalan dan antioksidan yang disebut dengan selenoprotein, serta menghasilkan hormon tiroid yang sehat. Asupan selenium yang tinggi dapat membantu mencegah terjadinya depresi.

    5. Kale dan Bayam

    Ilustrasi bayam. Pixabay.com/Aline Ponce

    Menurut Stacie J. Stephenson, anggota dewan The American Nutrition Association, sayuran berdaun gelap khususnya kangkung, bayam, dan lobak Swiss kaya akan vitamin B. Vitamin tersebut berperan penting dalam memproduksi bahan kimia otak yang mempengaruhi suasana hati dan otak. Kamu juga bisa memperoleh vitamin B ini dari pisang dan telur.

    Iklan

    Berita Terkait

    Rekomendasi Artikel

    "Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."