Torajamelo X Sarinah Duty Free, Simak Keindahan Tenun dan Keterampilan Penenun Kabupaten Manggarai

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Kain dan tas Torajamelo di Sarinah Department Store Lantai Dasar/ TEMPO -Rini K

Kain dan tas Torajamelo di Sarinah Department Store Lantai Dasar/ TEMPO -Rini K

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Label fashion Torajamelo bekerja sama dengan Sarinah Duty Free mendatangkan mama-mama penenun dari Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur ke Sarinah pada 19-29 Januari 2023. Pengunjung dapat melihat langsung keterampilan mereka membuat tenun di Lantai 4 Sarinah. 

Chief Executive Officer Torajamelo Aparna Bhatnagar Saxena mengatakan, sebagai label busana yang peduli kepada perempuan dan bertujuan menyejahterahkan masyarakat, Torajamelo ingin menunjukkan kepada masyarakat tentang bagaimana proses menenun hingga menjadi selembar kain yang khas. "Tenun dibuat dari hasil jerih payah perempuan penenun gedogan (tali punggung atau backstrap) dan berasal dari masyarakat perdesaan Indonesia sebenarnya membawa banyak sejarah dan cerita," kata Aparna di Sarinah, Kamis, 19 Januari 2023.

Chief Executive Officer Torajamelo Aparna Bhatnagar Saxena menunjukkan kain tenun tradisional Torajamelo/ TEMPO - Rini K

Teknik dan motif tenun gedogan pada dasarnya memiliki nilai sejarah asli Indonesia yang dapat dieksplorasi lebih jauh. "Setiap motif tenun memiliki makna, nilai, dan tujuan tertentu yang sudah ada setidaknya sejak 100 tahun lalu," kata Aparna. Dari 300 suku dan masyarakat adat di Indonesia, hampir seluruhnya membanggakan tenun gedogan yang dibuat oleh para perempuan. Tenun memiliki banyak fungsi dalam kehidupan masyarakat adat perdesaan. Tenun bisa menjadi pakaian adat resmi untuk upacara, tikar untuk berbaring atau duduk, pelindung dari panas dan hujan, tas gulung untuk menyimpan hasil bumi, dan sebagainya.

Teknik dan motif tenun memiliki beberapa istilah yang berbeda tergantung bahasa dan dialek setempat. Aparna mencontohkan, Mowak dari Lembata, Sotis dari Soe, Sungki' dari Mamasa, Pa'bunga dari Toraja, dan Jok dan Ngencung dari Manggarai. Tenun dibuat dengan cara menggabungkan benang lungsi dan benang pakan secara bergantian dengan menggunakan alat, yaitu gedogan dan alat tenun manual. Menenun dengan gedogan adalah teknik kuno di mana lungsi dipasang pada satu ujung ke badan penenun dan di ujung lainnya ke benda padat seperti pohon atau tiang. Berat tubuh penenun membuat benang lungsi tetap kencang.

Ada dua perempuan penenun yang sedang membuat pashmina di Sarinah. Mereka adalah Bernadette Calenes dan Fransiska. Keduanya sedang membuat pashmina. Bernadette membuat pashmina ukuran 70 x 98 sentimeter dengan motif libo yang melambangkan sumber mata air. "Di sini ada bentuk lingkaran berwarna sebagai simbol mata air," kata Bernadette sambil menunjukkan motif yang dimaksud pada jalinan benang berwarna merah.

Chief Executive Officer Torajamelo Aparna Bhatnagar Saxena menunjukkan kain tenun tradisional Torajamelo/ TEMPO -Rini K

Para penenun perempuan dari Kabupaten Manggarai ini memperlihatkan kepiawaian mereka dalam menenun kain tradisional. Pengunjung dapat memperhatikan bagaimana mereka melilit kemudian menenun kain berseni tinggi. "Ini tentunya menjadi kesempatan langka bagi masyarakat untuk belajar langsung dari para penenun tentang teknik hingga makna kain tenun yang mereka buat," ujar Aparna.

Aparna melanjutkan, Torajamelo merupakan usaha sosial gaya hidup lambat (slow lifestyle social enterprise) berfokus pada pelestarian kain tenun gedogan. "Kami ingin memperkenalkan karya tenun sebagai salah satu warisan nusantara ke pasar global," katanya. "Salah satu misi kami adalah mengurangi kemiskinan sistemik melalui pembangunan ekosistem yang berkelanjutan bagi perempuan penenun di Indonesia dan dunia."

Seniman Joshua Matulessy atau JFlow turut mendukung label fashion Torajamelo yang memiliki misi sosial dan mempromosikan kebudayaan Indonesia ke ranah global. "Indonesia itu memiliki banyak aset yang bernilai," katanya. "Saya sebagai musisi independen, turut bergerak bersama di Torajamelo." 

Kolaborasi pertama JFlow bersama Torajamelo adalah ketika dia dipercaya untuk menulis lagu dan tampil di Asian Games 2018. Saat itu, JFlow memakai jaket dengan bagian belakang menampilkan motif tenun Torajamelo. "Itu kali pertama fashion Torajamelo berpadu dengan fashion saya," ujarnya. Dari situ, JFlow berkolaborasi dengan Torajamelo dan menolak sekadar menjadi endorser. Dengan kolaborasi tersebut, JFlow turut mendesain dan terlibat dalam berbagai aktivitas Torajamelo.

Baca: Di Balik Selembar Kain Tenun Sikka Ada Makna Doa dan Usaha

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."