Advertisement
Advertisement
Advertisement

Berkain dan Teh Sore, Impian Nona Srikaya Agar Semua Orang Senang Berkain

foto-reporter

Reporter

google-image
Para peserta workshop Berkain, Teh Sore yang dihelat Nona Srikaya, Jumat, 8 Agustus 2025 di Sarinah/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Para peserta workshop Berkain, Teh Sore yang dihelat Nona Srikaya, Jumat, 8 Agustus 2025 di Sarinah/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Selasar Sarinah sore itu, Jumat, 8 Agustus 2025 tampak dipenuhi perempuan dengan rentang usia generasi z hingga 40-an. Mereka tengah asyik mempraktikkan tutorial memakai kain atau berkain yang diajarkan jenama kebaya, Nona Srikaya. Sebanyak 4 look diperagakan secara langsung oleh peserta dengan antusias. 

Kecintaan pada kain Indonesia, khususnya batik, menjadi alasan utama di balik perjalanan kreatif Nona Srikaya mengadakan workshop Berkain. Thiifa, fashion stylist Nona Srikaya bercerita bahwa ketertarikannya berawal dari rasa kagum terhadap keindahan kain batik dengan warna-warna yang memukau, motif unik, dan cerita di balik setiap helainya.

“Batik itu bukan sekadar motif, tapi teknik,” ujarnya. Pemahaman ini baru ia sadari setelah mulai menekuni dunia kain dalam beberapa tahun terakhir. Ia juga melihat tren yang menggembirakan di kalangan Gen Z, di mana banyak anak muda kini mulai menggali budaya dan tradisi yang sebelumnya jarang mereka ketahui.

Fashion stylist Nona Srikaya, Thiifa saat ditemui di acara Berkain, Teh Sore di Sarinah, Jumat, 8 Agustus 2025/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Dari situ, Nona Srikaya tak ingin sekadar menikmati sendiri. Ia ingin berbagi, membuat orang lain ikut merasakan keseruan dan keindahan kain Indonesia. Terutama batik pesisir dengan warna cerah, yang menurutnya punya daya tarik visual luar biasa. Namun ia juga sadar, penggunaan kain kadang dianggap ribet dan membatasi gerak.

Untuk menjawab tantangan itu, ia bereksperimen mencari cara agar kain tetap nyaman dipakai, eye-catching, fun, namun tetap mempertahankan nilai motif aslinya. Eksplorasi ini kemudian berkembang menjadi berbagai gaya styling bahkan satu kain bisa diubah menjadi empat look berbeda, seperti tiga rok dan satu celana. Menurutnya, potensi eksplorasi kain tidak terbatas: satu kain bisa menghasilkan 30 gaya, dan tiap gaya masih bisa dikembangkan lagi.

Para peserta workshop Berkain, Teh Sore yang dihelat Nona Srikaya, Jumat, 8 Agustus 2025 di Sarinah/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Menariknya, gagasan membuat workshop justru muncul dari dorongan orang-orang sekitar yang melihat potensi karyanya. Meski awalnya bukan inisiatif pribadi, ia merasa ide itu “klop” dengan misinya. Sejak tahun lalu, ia sudah dua kali mengadakan workshop yang mengajak peserta belajar mengenakan kain dengan gaya modern dan praktis.

Ia juga menilai bahwa meningkatnya tren berkain di ruang publik berawal dari dua hal: kecintaan terhadap budaya dan daya tarik estetika. “Orang-orang sebenarnya sayang kok sama budayanya. Mereka berani menunjukkan diri dan budayanya dalam keseharian,” ucapnya.

Ke depan, Nona Srikaya berharap punya lebih banyak waktu untuk bereksplorasi sekaligus mengajak lebih banyak orang jatuh cinta pada kain. “Kalau hanya satu atau dua orang yang suka, rasanya kurang seru. Kita ingin semua orang senang berkain,” pungkasnya. (EP)

Pilihan Editor:  Cerita Ayushita Soal Berkain, Rolling Koleksi Kain untuk Daily Outfit

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement