Acha Septriasa Keguguran di Trimester Pertama, jadi Momen Refleksi Bersama

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Acha Septriasa. Foto: Instagram/@septriasaacha

Acha Septriasa. Foto: Instagram/@septriasaacha

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Selebritas Acha Septriasa melalui akun instagramnya mengabarkan kabar duka bahwa ia mengalami keguguran calon anak keduanya. "Berita yang tidak terduga dan mungkin sangat tidak diinginkan adalah; 'kami keguguran' pada trimester pertama,” tulis Acha dalam unggahannya di Instagram-nya, Senin 2 Januari 2023.

Acha mengaku amat sedih usai mengetahui anak yang di dalam kandungannya telah tiada. Walau begitu, Acha tak ingin larut dalam kesedihannya.

"Kami merasa sangat sedih, ada momen refleksi yang besar sampai saat ini, namun kami telah kembali lebih kuat dari sebelumnya sebagai keluarga 3 orang. Kekuatan batin saya adalah mengetahui kapan saya harus istirahat, dan bersantai, jangan lupa untuk menjalani hidup.. karena saat-saat indah hari ini, adalah pikiran sedih esok hari. Thanks 2022," tutup Acha penuh syukur.

Penyebab Keguguran

Lalu apa penyebab keguguran? Dilansir dari nhs.uk, ada banyak alasan mengapa keguguran bisa terjadi, meski penyebabnya seringkali tidak teridentifikasi.

Jika keguguran terjadi pada trimester pertama kehamilan (3 bulan pertama), biasanya disebabkan oleh masalah pada janin. Sekitar 3 dari setiap 4 keguguran terjadi selama periode ini.

Jika keguguran terjadi setelah trimester pertama kehamilan, itu mungkin akibat dari hal-hal seperti kondisi kesehatan yang mendasari pada ibu. Keguguran yang terlambat ini juga dapat disebabkan oleh infeksi di sekitar bayi, yang menyebabkan kantung ketuban pecah sebelum timbul rasa sakit atau pendarahan. Kadang-kadang bisa disebabkan oleh pembukaan leher rahim terlalu cepat.

Ada beberapa penyebab dan tingginya risiko terjadi keguguran, berikut di antaranya:

1. Masalah dengan gen atau kromosom

Dilansir dari mayoclinic.org, sebagian besar keguguran terjadi karena janin tidak berkembang seperti yang diharapkan. Sekitar 50 persen keguguran berkaitan dengan kromosom ekstra atau hilang. Paling sering, masalah kromosom diakibatkan oleh kesalahan yang terjadi secara kebetulan saat embrio membelah dan tumbuh dan bukan masalah yang diwarisi dari orang tua.

Masalah kromosom dapat menyebabkan:

- Blighted ovum. Blighted ovum terjadi ketika tidak ada embrio yang terbentuk.

- Kematian janin intrauterin. Dalam situasi ini, embrio terbentuk tetapi berhenti berkembang dan mati sebelum gejala keguguran muncul.

- Hamil anggur dan hamil anggur sebagian. 

Hamil anggur dikaitkan dengan pertumbuhan plasenta yang tidak normal, biasanya tidak ada perkembangan janin.

Hamil anggur parsial terjadi ketika kromosom ibu tetap ada, tetapi ayah memberikan dua set kromosom. Hamil anggur sebagian biasanya berhubungan dengan kelainan plasenta, dan janin yang tidak normal.

2. Kondisi kesehatan ibu

Dalam beberapa kasus, kondisi kesehatan ibu dapat menyebabkan keguguran. Contohnya diabetes yang tidak terkontrol, infeksi, masalah hormon, masalah rahim atau leher rahim dan penyakit tiroid.

3. Usia sang ibu

Perempuan di atas usia 35 tahun memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi daripada wanita yang lebih muda. Pada usia 35, wanita memiliki risiko sekitar 20 persen. Pada usia 40 tahun, risikonya sekitar 40 persen. Dan pada usia 45 tahun, sekitar 80 persen.

4. Keguguran sebelumnya. 

Wanita yang mengalami dua atau lebih keguguran berturut-turut memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi.

5. Kondisi kronis. 

Wanita yang memiliki kondisi kronis, seperti diabetes yang tidak terkontrol, memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi.

6. Masalah rahim atau serviks. 

Kondisi rahim tertentu atau jaringan serviks yang lemah dapat meningkatkan risiko keguguran.

Baca: Resolusi Cinta ala Acha Septriasa, Ingin Melakukuan Sesuatu yang Suami Sukai

ANNISA FIRDAUSI | S. DIAN ANDRYANTO

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."