Hari Ibu, Masih Banyak Perempuan yang Merasa Gagal Menurut Studi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita sedih dan kecewa. Freepik.com

Ilustrasi wanita sedih dan kecewa. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hari ini atau tepatnya 22 Desember, merupakan peringatan hari ibu nasional. Biasanya, peringatan hari ibu dirayakan dengan memberikan hadiah dari anak-anak pada ibunya masing-masing. Menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah, bahkan ada yang bilang tidak ada pendidikan khusus menjadi ibu karena berlangsung sepanjang hayat.

Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan terhadap 13.000 orang tua di seluruh dunia menemukan bahwa 55 persen merasa mereka gagal pada tahun pertama menjadi orang tua dan para ibu cenderung merasa seperti ini gagal yakni sebesar 60 persen daripada para ayah sebesar 45 persen. Studi yang bagian dari kampanye global This is Parenthood, menyelami tekanan yang dihadapi orang tua baru saat ini. Salah satu tekanan ini adalah untuk mengukur gambar yang dibagikan dengan sempurna yang dilihat orang tua setiap hari di media sosial. 

Separuh dari orang tua Amerika mengatakan bahwa mereka tidak dapat memahami gambar yang mereka lihat di situs seperti Instagram dan Facebook yang dimaksudkan untuk menggambarkan pengasuhan anak dan 70 persen berharap ada representasi yang lebih jujur tentang seperti apa sebenarnya menjadi orang tua di media sosial dan budaya pop.

Alexandra Sacks,seorang psikiater reproduksi menunjukkan seperti apa sebenarnya mengasuh anak di era saat ini. Dia menyatakan secara emosional para perempuan yang berjuang dengan aspek keibuan tertentu. Dan kebanyakan berusaha menjadi ibu yang perfeksionis. 

"Saya pikir sebagai alternatif, semua orang ingin menjadi ibu yang sempurna karena mereka tidak ingin mengacau. Tapi ada masalah besar dalam mencari perfeksionisme: itu sama sekali tidak mungkin tercapai, kata Dokter Sacks dilansir dari The Parents. 

Psikolog Keluarga Ajeng Raviando membagikan tips bagaimana ibu bisa menerima dan mengakui bahwa dirinya tidak sempurna. Ajeng Raviando memaparkan, menjadi ibu tidak mudah dan penuh dengan tantangan. Kadangkala meskipun sudah berusaha maksimal untuk menjadi ibu yang baik, banyak ibu merasa dirinya tidak sempurna dan melakukan beberapa kesalahan yang membuat hatinya sendiri terluka.

Maka dari itu, dia berharap agar semua ibu punya aktivitas berdaya, tetapi tetap punya waktu untuk menjadi lebih baik dengan memperbaiki diri. Kita sesama ibu tidak saling menghakimi tapi saling mendukung satu sama lain. 

"Kita adalah ibu terbaik buat anak-anak kita karena hanya orang yang tidak merasa sempurnalah yang akan terus berusaha untuk memperbaiki diri, to be a better mom," ujarnya dalam sesi talkshow bertema “Confession of (Im)perfect Moms”, bagian dari acara "The Confession”, Ungkapan Cinta Lotte Choco Pie Penuh Makna Di Hari Ibu. 

Marketing Manager PT Lotte Indonesia, Ingen Ate Malem Meliala, menjelaskan bahwa kegiatan "The Confession" ini ingin menyampaikan pesan apresiasi kepada ibu yang selalu memberikan yang terbaik pada anak terlepas dari semua kesibukan yang dia hadapi. "Hal ini sesuai komitmen Lotte Choco Pie sejak awal, yakni memberikan yang terbaik untuk para ibu dan mendukung momen kebersamaan antara ibu dan anak," ujarnya. 

Rangkaian kegiatan “The Confession” dimulai dengan Instagram Reels Challenge dari 11 November - 12 Desember 2022, berupa video ungkapan tulus yang ditujukan kepada ibu tercinta dengan menyertakan kreasi Lotte Choco Pie. Kegiatan ini berhasil mengumpulkan lebih dari 200 video hingga akhir periode, dan 50 pasang ibu dan anak dengan video terbaik kemudian diundang untuk menghadiri langsung puncak kegiatan "The Confession" .

Baca: Hari Ibu, Komunitas bisa Menjadi Support System bagi Korban Mom Shaming

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika


Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."