5 Jenis Olahraga untuk Meningkatkan Kesehatan Otak, dari Zumba hingga Jalan Cepat

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi Zumba/Zumba(R)

Ilustrasi Zumba/Zumba(R)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada sederet jenis olahraga untuk kesehatan otak. Berolahraga tidak hanya menawarkan beberapa manfaat secara langsung seperti meningkatkan suasana hati, menjernihkan pikiran, dan memberi kamu semangat pasca-olahraga, tetapi juga bisa meningkatkan kesehatan otak dan fungsi kognitif jangka panjang.

Olahraga secara umum mungkin adalah hal terbaik yang dapat kamu lakukan untuk otak kamu,” kata Matthew Stults-Kolehmainen, ahli fisiologi olahraga dan peneliti olahraga Rumah Sakit Yale New Haven di Amerika Serikat. “Faktanya, beberapa peneliti mengira fungsi awal otak adalah untuk membantu orang bergerak.”

Sebenarnya hubungan positif antara latihan fisik dan kesehatan otak merupakan topik penelitian dan diskusi yang signifikan hingga saat ini. Para peneliti dan dokter kini "menyelam" lebih jauh untuk mencari tahu persis  jenis olahraga ideal untuk kesehatan otak yang optimal dan berapa lama durasi olahraga yang kita butuhkan. 

Lima Jenis Olahraga untuk Meningkatkan Kesehatan Otak

1. Menari

Mulai saat ini, jangan lewatkan kelas zumba atau salsa. Ternyata menari tidak hanya menyenangkan, membebaskan, dan melatih secara fisik, tetapi juga bagus untuk otak. Berbagai penelitian — termasuk satu dari New England Journal of Medicine telah menunjukkan — bahwa menari dapat membantu mengurangi risiko demensia.

“Manusia berkembang dalam hal-hal baru,” catat Stults-Kolehmainen. Jadi masuk akal, katanya, bahwa menari adalah olahraga yang baik untuk otak, karena "menari bisa sangat baru, sangat kompleks, sosial, dan terlibat secara intelektual — semua hal yang dihargai otak."

2. Bersepeda

Bersepeda di luar ruangan tampaknya menunjukkan manfaat kognitif pada mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Penelitian telah menunjukkan bahwa bersepeda latihan interval dalam ruangan juga memiliki dampak positif pada pasien Parkinson.

Rao saat ini sedang melakukan uji klinis dengan pasien berisiko tinggi berusia 65 hingga 80 tahun menggunakan sepeda stasioner Peloton untuk menilai apakah bersepeda tiga kali seminggu selama 30 menit setiap kali dapat meningkatkan kesehatan otak dan memperlambat perkembangan penyakit seperti Alzheimer.

“Kami berharap dan berhipotesis bahwa olahraga mengurangi perubahan [negatif] di otak,” kata Rao. “Alasannya karena olahraga melindungi saraf dan mengurangi jumlah peradangan di otak. Perubahan pada Alzheimer jelas diperparah oleh peradangan.”

3. Latihan Interval

Pelatihan interval adalah latihan di mana bergantian antara dua aktivitas atau dua tingkat intensitas — telah menunjukkan beberapa peningkatan produksi protein kunci untuk fungsi neuron, yang membantu pembelajaran dan memori. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa satu menit latihan intensitas tinggi atau HITT diikuti dengan satu menit gerakan intensitas rendah memiliki efek positif. Tetapi untuk manfaat otak yang optimal, Stults-Kolehmainen menyarankan untuk mengurangi intensitasnya seperti joging selama satu menit , lalu berlari kencang selama enam detik. Dengan cara ini, kamu masih akan mendapatkan manfaat dari latihan interval tanpa penumpukan asam laktat dan dampak buruk lainnya dari latihan yang sangat keras.

4. Jalan Cepat

Berjalan memiliki banyak manfaat kesehatan yang luar biasa, tetapi efek berjalan cepat bahkan lebih menakjubkan lagi bagi otak. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa berjalan lebih dari 4.000 langkah sehari memiliki efek positif pada ingatan pada orang dewasa yang lebih tua. Jalan kaki juga sederhana, gratis, dan tidak memerlukan peralatan.

5. Tai Chi

Menggabungkan keseimbangan dan kontrol, koordinasi pernapasan dan tubuh, serta variasi gerakan, tai chi adalah bentuk latihan lain yang bermanfaat bagi otak. Penelitian telah menunjukkan bahwa praktik meditasi kuno ini dapat meningkatkan pertumbuhan kognitif dan ingatan, serta pengaturan suasana hati dan pengurangan stres.

Tai chi berdampak rendah dan mudah pada persendian, jadi sangat bagus untuk orang dewasa yang lebih tua dan pemula yang berolahraga. Ini juga bebas peralatan, dipandu oleh instruktur, dan dapat dilakukan di luar ruangan.

Durasi Olahraga untuk Kesehatan Otak

Rekomendasi umum saat ini untuk jumlah latihan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, adalah 50 menit latihan, tiga kali seminggu, kata Stephen M. Rao, direktur Cleveland Clinic Schey Center for Cognitive Neuroimaging.

Terkait durasi olahraga, dr. Stults-Kolehmainen menyarankan kamu mengakhiri latihan saat masih merasa berenergi. Itu berarti kamu tidak perlu berolahraga yang membuat kamu benar-benar kelelahan.

Menurutnya, berolahraga sekitar 60 hingga 70 persen dari upaya maksimal kamu sangat baik untuk kesehatan otak, terutama korteks prefrontal, yang bertanggung jawab atas kognisi, memori jangka pendek, dan fungsi eksekutif. Mengerahkan upaya lebih dari itu tampaknya menunjukkan penurunan dampak olahraga pada otak, imbaunya.

Penting untuk dicatat bahwa setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda dalam durasi latihan.

Bagi seseorang yang sebelumnya menjalani gaya hidup sedikit atau tanpa aktivitas fisik teratur dapat mulai berolahraga hanya 10 menit setiap hari. Setelah kamu mencapai titik fisik di mana kamu dapat menangani lebih banyak, lakukan sedikit lebih keras atau berolahraga sedikit lebih lama untuk membuat lebih banyak kemajuan dan menantang otak kamu.

Konsistensi dan keteraturan juga merupakan faktor utama dalam berolahraga untuk otak yang tajam dan sehat. Satu studi terkenal tentang olahraga dan kesehatan otak mengamati dampak kesehatan otak dari beberapa modalitas olahraga yang berbeda dalam jangka waktu yang berbeda. Ditemukan bahwa otak mendapat manfaat yang berbeda dari jenis olahraga yang berbeda, dan bahwa otak mendapat manfaat yang lebih banyak dan berbeda dari berolahraga dari waktu ke waktu.

REAL SIMPLE

Baca juga: Manfaat Minum Teh Hijau dan Teh Hitam untuk Kesehatan Otak

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."