Obat Sirop atau Puyer, Mana Lebih Baik untuk Anak?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bingung memilih antara obat sirop atau puyer untuk buah hati? Menurut dokter spesialis anak dr Kurniawan Satria Denta, M Sc, Sp.A pemberian obat apa pun, termasuk obat sirop atau puyer harus disesuaikan dengan karakteristik anak. Sebab setiap anak memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda, termasuk dalam mengonsumsi obat-obatan.

"Kita harus mengenal karakter anak kita, enggak semua anak suka dikasih sirop, ada juga yang enggak bisa dikasih puyer. Ada yang dikasih sirop malah muntah, kita harus tahu anak kita cocoknya apa setelah itu sampaikan ke dokternya," kata dr Denta dalam webinar Combiphar di Jakarta, Kamis, 24 November 2022.

Pemberian obat pada anak juga harus disesuaikan dengan keluhan atau gejala yang dialami. Menurut dr Denta, orang tua harus menghindari menerka-nerka takaran obat pada anak dan lebih baik dikonsultasikan kepada dokter atau apoteker.

"Jangan asal minum obat, orangtua harus cermat memilih obat buat keluarganya baik yang dijual bebas atau dari dokter," ujarnya.

Hal penting lainnya yang tidak boleh dilupakan para orang tua adalah selalu membaca label, dosis dan tanggal kedaluwarsa pada kemasan obat.

Para orang tua juga selalu pantau reaksi obat yang diberikan kepada anak. Apabila dalam beberapa hari gejala tidak menurun, segera datang ke fasilitas kesehatan.

"Selalu monitor reaksi obat pada anak. Jadi kalau habis minum obat, itu belum selesai harus dievaluasi lagi apakah obatnya bekerja baik, apa ada efek sampingnya, kalau enggak sembuh-sembuh berarti harus ke fasilitas kesehatan dan berkonsultasi," ungkap dr Denta.

Baca juga: Bantu BPOM, Kemenkominfo Patroli Siber Peredaran Obat Sirop

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."