Cegah Diabetes pada Anak, Pentingnya Lakukan Aktivitas Fisik

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi diabetes. Freepik.com

Ilustrasi diabetes. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Diabetes berhubungan dengan kadar gula yang tinggi, yang mana termasuk dalam penyakit kronis dan seringkali menyebabkan kematian. Namun, menurut Dokter Agus Mahendra, Country Leader Active Healthy Kids Indonesia, mengatakan bahwa cegah diabetes pada anak bisa melalui pola hidup yang sehat dan sering melakukan aktivitas jasmani atau fisik. 

“Kalau kita nggak aktif secara fisik, tubuh akan memperlelah atau membebani kerja insulin tersebut. Setiap kali kita makan banyak, tidak bergerak, insulin bekerja. Lama-lama insulin tadi akan kehilangan fungsinya yang efektif untuk menurunkan gula darah. Dari situlah akhirnya timbul Diabetes tipe 2,” ujar Agus saat ditemui dalam konferensi pers di Bale Nusa Pakubuwono, Jakarta Selatan, pada Senin, 14 November 2022. 

Pasalnya, jika tidak ada pergerakan fisik yang dilakukan, insulin tersebut akan menyerap glukosa sel-sel tubuh yang mengendalikan kadar gula darah. Agus juga mengatakan berdasarkan dalam Indonesian Report Card On Physical Activity for Children & Adolescents 2022, aktivitas jasmani anak-anak di Indonesia tergolong rendah. “Report Card ini berupa huruf. Ada 10 Indikator yang bergerak dari A+ yang paling tinggi sampai F yang paling rendah,” jelas Agus. 

Dalam Report Card itu mengatakan, jumlah populasi anak-anak di Indonesia yang memenuhi kebutuhan aktivitas jasmani hanya kurang dari 20 persen. Sehingga, Indonesia masih berada di level huruf B bahkan hingga F. Report Card dinilai berdasarkan 10 indikator, yakni Overall Physical Activity, Organizer Sport and Physical Activity, Active Play, Active Transportation, Sedentary Behaviors, Physical Fitness, Family and Pers, School, Community and Environtment, dan Government. 

Dari indikator-indikator tersebut, indikator yang sangat terbilang rendah hingga menduduki level F ialah physical fitness, family and peers, dan school. Ketiga indikator ini belum berhasil mendukung aktivitas jasmani anak-anak secara maksimal. Menurut Dr. Agus, dibutuhkannya kesadaran oleh guru penjaskes di sekolah untuk lebih memperhatikan dan memenuhi aktivitas fisik pada anak-anak.

“Penyadaran bagi para guru penjas, terutama untuk anak SD atau bahkan PAUD, kalau bisa menu untuk penjas itu jangan olahraga, karena olahraga terlalu ekslusif yang hanya mengundang anak-anak yang berbakat saja, sedangkan anak-anak yang tidak berbakat olahraga merasa tidak tertarik atau terundang,” tutur Agus. 

Selain itu, Agus juga berpesan kepada orangtua agar lebih memperhatikan anak-anaknya sudah bergerak cukup atau belum. Agus mengatakan, aktivitas jasmani merujuk pada gerakan tubuh yang melibatkan otot besar yang membutuhkan energi besar. Jika anak sudah terengah-engah, denyut nadi berdetak, dan berkeringat, maka bisa dikatakan bahwa aktivitas jasmani telah dilakukan. Lebih efektifnya, anak-anak bisa berlari bolak balik, berolahraga, berjoget, hal itu bisa membuat anak berkeringat. 

Aktivitas fisik yang direkomendasikan tersebut harus dipenuhi selama 60 menit per hari. 60 menit ini bisa dibagi per sesi, seperti 30 menit untuk pagi hari, dan 30 menit di sore hari. Mengingat perkembangan pada anak agar sehat. membutuhkan dukungan guru juga, maka dari itu, Sun Life dan Wahana Visi Indonesia mengambil kontribusi untuk mengedukasi pentingnya aktivitas jasmani atau fisik pada anak dengan melakukan program BOKS sesuai dengan kurikulum sekolah. 

“Penerapan pola hidup sehat, gaya hidup yang sehat, yang aktif, itu adalah sebuah investasi jangka panjang yang kita perlu perkenalkan sedini mungkin kepada anak-anak supaya harapannya nanti menjadi pola hidup atau sebuah kebiasaan yang baik,” ujar Wennyta Soeboto, Head of Branding & Communications Sun Life Indonesia. 

Guru diberikan pengertian agar dapat menyediakan pembelajaran yang menarik agar anak-anak tertarik dan termotivasi untuk bergerak. “Anak-anak menjadi lebih antusias untuk sekolah karena mereka menantikan ‘hari ini ada gerakan apa nih’ dan juga dengan mereka semangat, mereka menjadi semangat untuk bergerak,” ujar Mitra Tobing, Ministry Quality and Impact Director Wahana Visi Indonesia. 

Baca: Hari Diabetes Sedunia, Tahukah Anda 3 Gaya Hidup Ini Bisa Kelola Kadar Gula Darah

NABILA RAMADHANTY PUTRI DARMADI

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."